Minggu, 20 November 2011

Menambatkan Suara Anda


Untuk menjadi sendiri – di dalam dunia yang yang akan melakukan apa saja, siang dan malam, untuk mengubah anda menjadi orang lain – berarti anda harus menjalani pertempuran terberat yang mampu dihadapi seorang manusia, dan anda tidak akan pernah berhenti berjuang  [e.e. cummings]


MENCAPAI SEBUAH SUARA YANG BERIMBANG

Suara disebut berimbang jika suara tersebut memiliki perpaduan yang baik antara kualitas “cemerlang” dan “dalam”. William Vennard dalam bukunya, “Singing, The Mechanism and Technique”, menyatakan bahwa suara akan selalu memerlukan kualitas “cemerlang” dan “dalam” yang dihasilkan secara simultan.

Kecemerlangan (brilliance) pada suara dihasilkan didalam rongga-rongga resonator yang terdapat pada “area topeng” (mask area). Kualitas suara seperti ini diproduksi melalui dua aksi yang berbeda, yaitu: secara mental: suara mengalami “pengangkatan” dan memfokusan, sedangkan secara fisik: posisi mulut dibentuk sedemikan rupa guna mengakomodasi penggabungan suara yang maksimal.

Kedalaman (deep) pada suara dihasilkan didalam rongga-rongga resonator yang terletak diantara bagian bawah tenggorokan dan bagian atas dada. Kualitas “dalam” ini haruslah menjadi pengimbang bagi kualitas “cemerlang” pada suatu suara untuk menghasilkan apa yang disebut sebagai warna suara yang berimbang. Untuk menggambarkan hubungan yang erat antara kedua daerah pengaya suara ini, maka untuk selanjutnya, resonator bawah akan disebut sebagai resonansi tenggorokan/dada.

Suara memiliki tiga zona utama resonansi, yaitu: kepala, mulut dan tenggorok/dada. Untuk mencapai suara yang berimbang, anda haruslah menyeimbangkan atau menyamakan ketiga resonansi ini secara proporsional.

Bagaimana cara menyamakan (equalize) resonansi? Kunci dari penyeimbangan ini adalah dengan menyadari bahwa mulut, terletak tepat diantara resonator kepala dan resonator tenggorokan/dada. Mulut merupakan “pencampur” yang sempurna bagi suara. Caranya adalah dengan “memenuhi” mulut dengan suara sepenuh mungkin saat menyanyi. Mulut memiliki kemampuan untuk mengkombinasikan dua kualitas resonansi yang berbeda dan kemudian menambatkan atau memusatkannya (lihat gambar 7.1 dibawah ini).

             GAMBAR 7.1 – Tempat Menambatkan Suara dan Menggandakan Tambatan Suara




APA YANG TERJADI SAAT ANDA MENAMBATKAN SUARA ANDA

Suara akan disebut tertambat (anchored) jika mulut anda terisi secara simultan oleh resonansi dari daerah topeng (mask) dan resonansi dari kedalaman resonansi tenggorokan/dada yang teretak dibawahnya.


SUARA YANG MENGALAMI PENGGANDAAN TAMBATAN SUARA

Penggandaan Tambatan Suara (Double-Anchor): Sebuah metode yang digunakan untuk menstabilkan nada yang dinyanyikan dalam wilayah suara tinggi. Resonansi dada ditambahkan sedemikian rupa hingga kualitas kecerlangan alami pada nada-nada tinggi diseimbangkan dengan resonansi mulut dan resonansi tenggorokan/dada.

Saat suara mengalami penambatan (anchor), anda akan merasakan sensasi mulut yang dipenuh oleh bunyi huruf hidup yang anda nyanyikan. Sebegitu penuhnya, sehingga sepertinya anda dapat mengunyah bunyi suara hidup tersebut.

Sedangkan sewaktu menyanyikan wilayah nada yang lebih tinggi, maka gambaran dan sensasi yang dicari adalah getaran suara yang terasa tepat pada tulang dada dan rongga dada anda.

Efek Penggandaan Tambatan Suara (Double-Anchor) pada nada-nada tinggi terjadi saat kecemerlangan nada-nada tinggi dibulatkan dan dicampurkan dengan kedalaman warna suara yang awalnya berlangsung dalam mulut, namun kemudian distabilkan dengan cara menempatkannya pada dasar rongga dada.

Untuk melakukan Penggandaan Tambatan Suara (double-anchor) nada-nada tinggi, awalnya bayangkanlah otot-otot penunjang nafas anda menekan nafas tepat ke dinding dalam rongga dada. Kemudian arahkan suara menyusuri jalur imajiner penempatan suara dan berakhir pada bentuk imajiner megaphone terbalik.

Saat mendapat penggandaan tambatan, maka suara yang dihasilkan akan terasa seperti muncul dari area mask, mulut dan dada secara bersamaan dan simultan (lihat gambar 7.1 dan 11.2).


LEBARKAN JALUR PENEMPATAN SUARA

Dengan adanya konsep Penambatan dan Penggandaan Tambatan Suara ini, pastikan bahwa tenggorokan, leher dan bahu dapat membentuk sebuah jalur yang nyaman untuk dilalui getaran suara. Tanpa adanya sebuah jalur yang bersih dan lapang pada daerah ini, kecemerlangan dan kedalaman suara tidak dapat menyatu di dalam mulut, dan suara akan terdengar seperti “terputus” dan sulit untuk ditangani.

Saat kondisi yang kondusif untuk penggabungan unsur kecemerlangan dan kedalaman suara tercapai, sensasi yang terasa adalah: otot-otot penunjang nafas pada bagian bawah perut akan mendesak suara menuju  jalur imajiner penempatan suara menuju mulut secara simultan. Pusaran kecil udara yang berputar atau menggema di dalam mulut akan menambah kebulatan pada keseluruhan nada yang dihasilkan.

Kombinasi yang kuat dari resonansi atas yang terfokus dengan resonansi tenggorokan/dada yang terdapat di bawah – dimana keduanya ditambatkan di dalam mulut – merupakan kombinasi yang sangat baik untuk menstabilkan suara dan merilekskan otot-otot tenggorokan. Tujuan dari penambatan ini adalah untuk merasakan “kekosongan” pada pita suara anda, sementara rongga resonator anda terasa “penuh” dengan getaran suara.

Dalam kenyataannya, pada kondisi yang optimum, sewaktu anda membukan mulut untuk menyanyi, anda akan merasakan mulut anda dipenuhi dengan vibrasi suara, dan suara yang getaran suara yang dihasilkan akan mengalir langsung menuju penonton anda. Seharusnya memang semudah itulah menyanyi. Anda hanya perlu membuka mulut dan membiarkan vibrasi suara berkumpul di mulut dari rongga resonator yang terletak di atas dan di bawahnya.


LATIHAN 5: LOMPATAN OKTAF,
TAHAN TIGA KETUKAN, DAN MENURUNI TANGGA NADA

Latihan vokal ke-5 dirancang untuk memberikan anda sebuah kesempatan untuk berlatih dan menarik sensasi dari suara yang tertambat secara bersama-sama. Latihan untuk hal ini adalah sebagai berikut:

Nyanyikanlah nada terendah seperti yang terdapat pada latihan 5 dengan bentuk mulut oval sempurna. Gunakan huruf hidup “A”, periksalah pernafasan dan posisi mulut anda (lihat foto 7.1). Pastikan agar nafas anda terdengar senyap dan dapat melakukan tunjangan pada suara anda untuk melakukan lompatan oktaf.

                                   FOTO 7.1 – Memeriksa Nafas dan Posisi Mulut
Dalam latihan ini anda akan melihat bahwa terdapat nada rendah yang sebelumnya mendapat tunjangan nafas, akhirnya melompat ke puncak tangga nada dan kemudian turun menyusuri tangga nada tersebut. Saat melakukan tunjangan persiapan pada nada terbawah, penuhilah mulut dengan getaran suara sebanyak mungkin.

Kemudian lakukan lompatan oktaf keatas. Tahan dan dalamkanlah nada tinggi tersebut selama tiga ketukan, dan kemudian turunlah menyusuri tangga nada. Perhatikan apakan ada dapat merasakan mulut anda “penuh” dengan huruf hidup saat anda menyanyikan nada tertinggi, sama seperti saat anda menyanyikan nada terendahnya.

Sewaktu menahan nada tertinggi selama tiga ketukan, fokuskan suara melalui lubang imajiner pada dinding dan seimbangkan suara di dalam mulut, biarkan kualitas suara yang lebih “dalam” dari resonansi tenggorokan/dada melakukan “Penggandaan Tambatan Suara” (double-anchor) dibagian dasar dada anda. Dengan fokus dari bagian atas dan aksen dari tenggorokan/dada pada bagian bawah yang mengisi mulut anda secara simultan, maka anda akan menghasilkan suatu suara yang stabil melalui metode Penambatan Suara (anchoring tone).


0 komentar: