Minggu, 20 November 2011

Karakter Suara yang Baik


Suara: “Suatu sensasi yang dihasilkan oleh sebuah benda yang bergetar yang dihantar oleh udara atau medium elastis lainnya kedalam organ pendengaran. (The American College Dictionary [New York: Random House, 1961]).

Suara Dan Sifat Alamiahnya
Dalam definisi diatas digambarkan bahwa karakteristik utama suara adalah dapat didengar. Untuk dapat didengar, suatu suara memerlukan empat elemen utama, yaitu:
1.       Sebuah benda yang bergetar;
2.       Sumber tenaga yang menggetarkan benda yang bersangkutan;
3.       Medium penghantar getaran;
4.       Alat penerima getaran.

Ciri-Ciri Nada Musikal
Suatu nada disebut nada musik jika ia memiliki lima elemen utama, yaitu:
1.Durasi,
2.Intensitas,
3.Pitch (banyaknya getaran suatu nada musikal),
4.Timbre (warna suara); dan
5.Sonance.

Durasi:  Merupakan “lamanya bunyi suatu nada musik berlangsung”. Elemen ini di ukur dengan menggunakan metronom atau chronometer. Pada prakteknya, pengukuran dilakukan secara subyektif oleh seorang pemusik, penyanyi atau konduktor tanpa bantuan alat mekanis (metronom).

Intensitas:  Merupakan jumlah energi yang terdapat didalam suara. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan tingkatan desibel.

Pitch:  Merupakan banyaknya getaran dari sebuah nada musikal yang dinyatakan dalam jumlah getaran per detik. Jika sebuah nada memiliki frekuensi bunyi 440 Hz, hal itu berarti bahwa benda yang menghasilkan bunyi tersebut bergetar 440 kali dalam satu detiknya.

Timbre:  Merupakan karakteristik kualitas nada pada sebuah suara yang ditentukan oleh komponen parsial pada suara yang bersangkutan serta kekuatan relatif dari komponen parsial yang bersangkutan. Timbre merupakan faktor utama yang memudahkan dalam mengenali perbedaan antara satu suara dengan suara lainnya, walaupun disuarakan denganpitch dan intensitas yang sama. American College Dictionary mendefinisikan timbresebagai:
“Karakteristik kualitas sebuah suara yang terdiri dari pitch (ketinggian nada) dan loudness (kekuatan nada) yang memiliki sifat independen dari sumbernya atau tidak memiliki pengaruh dari cara produksinya:… Timbre (warna suara) bergantung pada kekuatan relatif dari berbagai komponen frekuensi yang berbeda, yang ditentukan oleh resonansi”.

Nada musikal yang kita dengar merupakan suatu suara yang rumit, dimana pada saat yang bersamaan sebuah vibrator menghasilkan pitch dasar dan frekuensi-frekuensi lainnya.Pitch dasar disebut fundamental atau parsial pertama, sedangkan frekuensi-frekuensi lainnya disebut overtune atau parsial tinggi.

Sonance:  Sonance dapat didefinisikan sebagai: “Pola perubahan dalam timbre, pitch, intensitas, atau bercampurnya unsur kegaduhan dalam sebuah suara”. Sonance merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan karakteristik elemen suara yang berhubungan dengan pola perubahan dalam suara. Dan untuk mengidentifikasi sonancepada sebuah suara diperlukan durasi yang cukup panjang agar pola-pola perubahan yang terjadai pada suara tersebut dapat diidentifikasi.

Semua instrumen musik, termasuk suara manusia memiliki beberapa elemen karakteristik yang terdapat di dalam nada suaranya. Elemen karakteristik ini membantu pendengarnya untuk mengenali instrumen dan jenis suara yang didengarnya.

 Suara Manusia Sebagai Instrumen Musik
Untuk dapat dikatagorikan sebagai sebuah alat musik, sebuah benda haruslah memiliki tiga elemen penting sebagai penghasil suaranya, yaitu:
Aktuator:      berfungsi sebagai penghasil energi yang digunakan  untuk menggerakkan vibrator;
Vibrator:        berfungsi sebagai penghasil rangkaian gelombang suara;
Resonator:    berfungsi untuk memperkuat intensitas ataupun timbre (warna suara) dari gelombang suara yang      dihasilkan.
 Instrumen musik secara umum dibagi atas tiga kelompok besar, yaitu:      
Instrumen Tiup:  dimana aktuatornya adalah nafas dari pemain alat musik yang bersangkutan; vibratornya adalah bibir pemainnya yang berhubungan langsung dengan mouth-piece (reed), sedangkan resonatornya adalah pipa-pipa alat musik itu sendiri.
Instrumen Berdawai: dimana aktuatornya adalah tangan pemain alat musik yang bersangkutan, yang berhubungan dengan bow (alat penggesek) pada biola; vibratornya adalah dawainya; dan resonatornya adalah badan instrumen yang bersangkutan.
Instrumen Pukul: dimana aktuatornya adalah tangan pemain alat musik yang bersankutan, yang berhubungan langsung dengan pemukul; sedangkan vibratornya adalah obyek yang dipukul pada instrumen; dan resonatornya adalah badan instrumen yang bersangkutan.
Dalam pembagiannya, suara manusia diklasifikasikan sebagai instrumen tiup logam (brass), dimana nafas sebagai aktuatornya, pita suara sebagai vibratornya dan tulang dada,pharinx serta rongga resonansi pada kepala sebagai resonatornya.

Mekanisme terjadinya suara pada manusia dimulai melalui tekanan nafas yang dialirkan ke pita suara sehingga menyebabkan getaran pada pita suara. Getaran ini menghasilkan bunyi suara yang kemudian diperkuat oleh resonator yang telah dijelaskan sebelumnya dan terakhir dibentuk menjadi bunyi ujaran dengan bantuan artikulator.

Produksi Bunyi Pada Vokal
Produksi bunyi pada vokal terbentuk melalui 4 proses fisik:
1.     Pernafasan (respirasi);
2.     Bunyi ujaran;
3.     Resonansi;
4.     Artikulasi (pengucapan).

Proses fisik ini berlangsung di dalam rangkaian sebagai berikut:
Nafas dihirup;
Suara diproses di dalam larynx (tenggorok);
Resonator menerima suara, menguatkan dan mengalirkannya ke artikulator;
Artikulator membentuk suara yang telah mendapat penguatan ke dalam unit-unit ucapan yang dapat dikenali.
Keempat proses di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

Respirasi (pernafasan):
Merupakan proses penarikan dan pengeluaran nafas. Dalam kegiatan menyanyi, proses ini mendapat pengontrolan yang sangat besar dibandingkan dengan pernafasan yang digunakan sehari-hari.

Fonasi (penghasilan bunyi ujaran):
Merupakan proses penghasilan bunyi pada suara manusia melalui getaran pita suara. Proses pembentukan berlangsung di dalam larynx (jakun), dan terjadi ketika tekanan udara pada nafas dialirkan melewati celah yang terdapat diantara dua pita suara sehingga menimbulkan vibrasi (getaran) pada pita kedua pita suara tersebut.

Resonansi:
Merupakan proses penguatan/pembesaran produk dasar ronasi kedalam bentuk timbredan/atau intensitas oleh rongga-rongga resonansi sebelum keluar dari rongga mulut.

Artikulasi: 
Merupakan proses yang dihasilkan bersama oleh vibrator dan resonator melalui pergerakan organ-organ pengucapan, berupa kata-kata yang dapat dimengerti. Artikulasi merupakan satu-satunya hal yang membedakan suara manusia dengan suara alat musik.

Interpretasi:
Merupakan suatu proses estetika dalam menyajikan suatu karya, dimana faktor penilaian, penafsiran, ekspresi dan kepribadian seorang penyaji mengambil peranan penting didalamnya. Setiap penyaji (dalam hal ini penyanyi) dituntut untuk dapat mengenali setiap gaya (style) yang terdapat dalam musik serta aplikasinya dalam penampilan lagu tersebut (performance).

Interpretasi tidak dapat diajarkan, hal tersebut sangat bergantung pada imajinasi yang kreatif untuk dapat bereaksi secara estetik terhadap lagu, sehingga dapat mengekspresikan hal-hal yang dirasakannya. Ketidakmampuan seorang penyanyi dalam mengekspresikan suatu lagu bukanlah merupakan suatu kesalahan vokal yang dapat diperbaiki melalui keempat proses fisik diatas, namun hal tersebut dapat mempengaruhi bunyi suara yang akan dihasilkan.


Penggambaran Bunyi Vokal Dan Permasalahannya

Menggambarkan suatu bunyi vokal merupakan permasalahan tersendiri dalam kegiatan belajar dan mengajar vokal. Permasalahannya terletak pada suatu kenyataan bahwa suara manusia merupakan alat musik yang terdapat di dalam tubuh penyanyinya. Ia tidak terlihat dan tidak dapat diraba.

Karenanya, cara seorang penyanyi mengenali suaranya sendiri adalah melalui sensasi getaran yang dihasilkan oleh rongga-rongga resonansinya yang disertai dengan proses-proses lain seperti halnya ketegangan otot, posisi tubuh dan pendistribusian bobot tubuhnya.

Permasalahan yang sering terjadi pada kegiatan mengajar vokal adalah ketidakmampuan pengajar dalam menggambarkan bentuk suara muridnya dan cara menyampaikan hal tersebut pada muridnya. Untuk hal yang terakhir ini, permasalahannya terletak pada perbendaharaan kata yang digunakan untuk menggambarkan bunyi vokal itu sendiri.

Kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk suara biasanya mengacu pada sifat-sifat alami seperti: putih, ringan, bulat, berdering dan sebagainya. Kesulitan sesungguhnya terletak pada bagaimana siswa yang bersangkutan mengetahui istilah-istilah yang digunakan oleh guru vokalnya atau juga sebaliknya.

Masalah lainnya terjadi pada cara beberapa pengajar dalam melakukan pengontrolan terhadap suara yang dihasilkan muridnya, baik secara mekanis maupun psikologis.

Beberapa pengajar ahli menyatakan bahwa untuk memperbaiki suatu kesalahan vokal, haruslah dengan memperhatikan bagian-bagian tertentu yang tidak bekerja secara semestinya.

Menyanyi merupakan hasil dari bayangan mental penyanyi yang bersangkutan terhadap nada tertentu. Tugas utama bagi setiap pengajar vokal adalah membentuk bayangan mental dan ekspresi yang tepat lewat interpertasi musik. Ingatlah, semakin banyak cara yang anda miliki untuk mengatasi sebuah masalah pada vokal, semakin banyak pula kesempatan bagi anda untuk menemukan pemecahan masalah yang anda hadapi.

Merupakan suatu kenyataan bahwa setiap pengajar vokal memiliki pedoman jenis suara yang ideal bagi setiap siswanya. Dalam hal ini, beberapa pengajar lebih menyukai jenis suara yang bernuansa “gelap”, sedahgkan sebagian lagi menyukai sebaliknya. Hal tersebut wajar-wajar saja sepanjang pengajar yang bersangkutan mengetahui arti istilah-istilah yang digunakan serta dapat mengkomunikasikan maksudnya tersebut kepada siswanya.

0 komentar: