Kamis, 22 Desember 2011

Tehnik Pernafasan dan Sistem Penunjang Nafas

Bernafas merupakan suatu proses alami yang dimulai dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian. Kegiatan ini merupakan aktifitas yang sering kali dilakukan secara tidak sadar.

Pada umumnya manusia menarik nafas 12 hingga 16 kali dalam satu menit. Kecepatan pernafasan ini akan berkurang atau bertambah seiring dengan jenis aktivitas yang dilakukannya.

Didalam aktifitas menyanyi, pernafasan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: pernafasan sehari-hari dan pernafasan menyanyi. Perbedaan antara kedua jenis pernafasan diatas terletak pada kuantitas keterlibatan “proses sadar” dalam kegiatan tersebut. Semakin besar proses kesadaran seseorang mengenai mekanisme serta cara kerja pernafasannya, maka kegiatan tersebut, disebut sebagai teknik pernafasan.

Secara umum pernafasan sehari-hari dapat dikenali dengan adanya tiga tingkatan kegiatan didalamnya, yaitu:
1.       Menghirup udara secara perlahan;
2.       Mengeluarkan udara dengan lebih cepat;
3.       Melakukan fase pemulihan sebelum kembali menghirup udara.

Bernafas dimulai dengan masuknya udara kedalam paru-paru karena adanya perbedaan tekanan udara yang terdapat didalam tubuh manusia dengan tekanana udara yang terdapat diluar tubuh.

Besarnya tekanan udara yang terdapat diluar tubuh mempermudah masuknya udara kedalam paru-paru melalui hidung dan/atau mulut yang kemudian melewati tenggorokan,trachea (pipa udara), menuju ke bronchi dan kemudian memasuki paru-paru.

Paru-paru merupakan sepasang organ yang bentuk seperti kantung yang elastis. Meskipun memiliki fungsi yang sangat vital dalam mekanisme pernafasan, paru-paru tidak memiliki otot untuk dapat mengembang atau menciut semalam pernafasan berlangsung. Kemampuan untuk melakukan kedua hal diatas tergantung pada gerakan diafragma serta otot-otot dada, punggung dan perut.

Diafragma merupakan organ yang berbentuk kubah elastis yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut. Diafragma memiliki serat yang melekat pada tulang dada, tulang iga bagian bawah serta tulang punggung. Karena tulang rusuk bagian depan lebih tinggi dari yang belakang,  maka diafragma memiliki bentuk kubah yang bagian tepi depannya lebih tinggi dari tepi bagian belakangnya.

Pada saat melakukan kegiatan menyanyi, serat-serat otot pada diafragma berkontraksi sehingga kubah diafragma menjadi datar serta menekan organ-organ di bawahnya. Akibat penekanan ini, perut bagian atas menonjol kearah luar.
Seiring dengan mendatarnya diafragma, paru-paru bagian bawah mengembang kearah samping yang menimbulkan sebuah ruang hampa udara yang menyebabkan masuknya udara dari luar tubuh ke dalam paru-paru.

Mengeluarkan udara dari dalam tubuh merupakan sebuah proses yang lebih rumit dibandingkan dengan proses penarikan nafas. Terdapat beberapa faktor yang terlibat langsung dalam proses pengeluaran udara ini, yaitu:
1.       Posisi diafragma yang rileks;
2.       Posisi paru-paru yang lapang serta elastis agar dapat kembali ke posisi semula setelah mengembang;
3.       Kembalinya organ-organ perut serta dinding perut kebentuk dan tempatnya semula;
4.       Peran otot-otot dalam tulang rusuk serta otot-otot abdominal dalam mendorong udara keluar dari tubuh.

Pada kegiatan sehari-hari, pernafasan dilakukan melalui hidung, namun pada kegiatan yang membutuhkan jumlah oksigen yang tinggi, seperti olah raga dan menyanyi, pernafasan dilakukan melalui hidung dan mulut, karena cara ini dinilai lebih efisien untuk dapat menghirup jumlah udara yang lebih banyak.

Hidung manusia telah dirancang untuk berfungsi sebagai penyaring, penghangat serta pelembab bagi udara yang masuk ke dalam tubuh. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, maka hidung telah dirancang untuk memperlambat masuknya udara ke dalam tubuh, sehingga membatasi jumlah udara yang diperlukan bagi kegiatan menyanyi. Untuk itu diperlukan bantuan dari mulut agar kebutuhan tubuh akan suplai udara yang banyak pada saat menyanyi terpenuhi.


Pernafasan Dalam Menyanyi

Jika pernafasan sehari-hari memiliki 3 fase dalam sirkulasinya, yaitu: fase menarik nafas,fase mengeluarkan nafas dan fase istirahat, maka pernafasan untuk menyanyi memiliki 4 fase dalam satu sirkulasinya, yaitu:
1.       Fase penarikan nafas;
2.       Fase pengontrolan nafas (suspensi);
3.       Fase mengeluarkan nafas secara terkendali (pengucapan kata);
4.       Fase pemulihan.

Untuk dapat menghasilkan teknik pernafasan yang baik, keempat fase ini haruslah dilakukan dengan pengontrolan secara sadar hingga fase-fase tersebut dapat menjadi suatu kondisi yang bersifat refleks. Jika seorang penyanyi mengabaikan kontrol sadar pada fase-fase tersebut maka yang timbul adalah problem-problem yang kronis pada teknik pernafasannya.

1. Fase penarikan nafas

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kegiatan menyanyi memerlukan tingkat penarikan nafas yang relatif cepat dengan jumlah yang relatif besar dibanding pernafasan biasa. Untuk itu penarikan nafas melalui hidung saja dinilai tidak memadai, sehingga diperlukan bantuan dari rongga mulut pada waktu yang bersamaan.

 Terdapat tiga kondisi postural yang harus dimiliki seorang penyanyi sebelum ia menarik nafas. Dada haruslah dalam keadaan lapang serta nyaman, perut bagian bawah haruslah dapat digerakkan masuk kedalam dengan nyaman, sedangkan perut bagian atas harus dapat bergerak dengan bebas.

Pada saat menarik nafas, udara akan masuk ke dalam tubuh anda menuju ke paru-paru yang kemudian menghasilkan pengembangan pada daerah tengah tubuh anda. Pengembangan ini terjadi akibat diafragma yang menjadi datar dan memindahkan organ-organ perut serta mengembangnya tulang rusuk bawah kearah samping.

Untuk dapat menghasilkan pengembangan yang alami pada bagian tengah tubuh, perut bagian atas anda haruslah tetap berada dalam posisi yang bebas bergerak. Jika anda menarik perut bagian atas anda kearah dalam, sebelum penarikan nafas dilakukan, anda akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan bagian tengah tubuh anda.

Usahakanlah untuk menarik nafas tanpa menimbulkan suara desah, karena penarikan nafas yang menimbulkan bunyi desah merupakan indikasi bahwa jalan udara masuk kedalam tubuh telah mengalami penyempitan di rongga mulut. Posisi bukaan mulut yang benar dalam menarik nafas adalah posisi mulut menguap.

2. Fase suspensi (penahanan nafas)

Fase penghentian pada menyanyi tidak sama dengan fase serupa pada pernafasan biasa. Pada pernafasan biasa, akhir dari proses penarikan nafas terlihat seperti menyatu dengan proses awal pengeluaran nafas, sehingga tidak terdapat batas yang jelas diantara keduanya. Pada kegiatan menyanyi, nafas haruslah ditahan untuk beberapa waktu tepat pada saat proses penarikan nafas berakhir.

Tujuan dari penahanan nafas ini adalah untuk mempersiapkan mekanisme sistem penunjang nafas yang berkaitan erat dengan proses pengucapan. Jika fase ini dapat dilakukan secara tepat, maka suspensi (penahanan nafas) akan dapat menghasilkan karakter suara yang baik melaui pengaturan mekanisme organ-organ penunjang suara. Bagi seorang penyanyi, fase yang penting ini haruslah mendapat pelatihan secara “sadar” terlebih dahulu hingga hal tersebut menjadi bagian yang alami bagi penyanyi yang bersangkutan.

3. Fase pengeluaran nafas secara terkendali.

Fase ketiga dari teknik pernafasan untuk menyanyi adalah  mengeluarkan nafas secara terkendali (controlled exahation). Pada pernafasan biasa nafas dikeluarkan secara relatif cepat, di dalam menyanyi seorang penyanyi harus melakukan penghematan terhadap pengeluaran nafasnya.

Cara mudah untuk melakukan kendali terhadap pengeluaran nafas adalah dengan  mempertahankan pengembangan pada bagian tengah tubuh seiring dengan proses kembalinya diafragma pada posisinya semula.

Menurut Christy, sensasi menahan nafas sangatlah penting untuk membentuk apa yang dinamakan sebagai “suspensi” atau penahanan yang diikuti oleh proses penghasilan bunyi. Sensasi tersebut menurutnya dapat mencegah kegagalan otot-otot pernafasan dalam membentuk suatu kontrol yang sangat dibutuhkan pada lagu-lagu yang banyak menggunakan legato. Jika postur telah dapat diterapkan secara tepat serta semua otot berfungsi dengan semestinya, anda akan dapat merasakan kelenturan, pengembangan serta terbukanya organ-organ vokal dalam menghasilkan suara.

 4. Fase Pemulihan

Pada akhir siklus setiap nafas, terdapat waktu dimana semua otot yang berhubungan dengan pernafasan, pengucapan, resonansi serta artikulasi menjadi refleks. Gunakanlah kesempatan ini untuk melakukan pemulihan terhadap otot-otot diatas guna lebih mengefektifkan fungsi kontraksinya pada siklus selanjutnya. Jika anda tidak melakukan pemulihan secara baik, otot-otot tersebut akan mengalami ketegangan pada saat mengambil nafas.

Pada pernafasan biasa, fase pemulihan dilakukan dalam waktu yang relatif panjang, sedangkan pada pernafasan menyanyi, fase tersebut seringkali berlangsung sangat cepat. Situasi dimana seorang penyanyi diharuskan melakukan penarikan nafas secara cepat yang diikuti dengan menyanyi seringkali membuat para penyanyi pemula mengabaikan fase pemulihan ini. Akibatnya, ia menumpuk ketegangan pada otot-otot pernafasannya, hal ini akan menimbulkan masalah pada saat menyanyi.

Menarik nafas dengan cepat terkadang memang diperlukan, seperti pengambilan nafas diantara dua nada yang pendek atau saat anda harus membagi sebuah kalimat panjang menjadi dua bagian. Teknik menghirup nafas secara cepat seperti ini disebut “mencuri nafas” (catch a breath).

Pada teknik ini, fase penarikan nafas dan fase pemulihan dipersingkat tanpa menimbulkan ketegangan. Cara melakukan teknik ini secara benar adalah dengan menurunkan rahang kebawah pada saat anda menarik nafas, seperti jika anda tengah terkejut. Jika dilakukan secara benar, cara tidak akan menimbulkan suara desah dan mampu mengumpulkan oksigen dalam jumlah yang relatif lebih banyak walaupun dalam waktu yang sangat singkat. Rahasia dari teknik “mencuri nafas” ini terletak pada terbukanya seluruh saluran pernafasan secara sempurna sehingga udara yang mengalir kedalam tubuh tidak mengalami pergesekan dengan organ-organ vokal sehingga tidak menimbulkan suara desah.


Sistem Penunjang Nafas (Breath Support)

Nafas bagi seorang penyanyi merupakan penggerak dari instrumen suaranya. Tekanan nafas menggetarkan pita suara sehingga terciptalah bunyi ujaran. Tekanan nafas yang berlebihan pada pita suara dapat mempengaruhi ketinggian nada maupun intensitas nada yang bersangkutan.

Sistem penunjang nafas merupakan suatu proses dinamis yang terjadi pada otot-otot pendukung aksi menghirup dan menghembuskan nafas. Tujuan utama dari sistem penunjang nafas adalah untuk mensuplai tekanan udara yang tepat bagi pita suara dalam fungsinya menghasilkan ketinggian nada tertentu dengan intensitas tertentu.

Ketegangan udara yang tepat dan berimbang tersebut didapat melalui penerapan postur dan teknik pernafasan yang baik. Dengan melakukan teknik pernafasan dengan benar seorang penyanyi dapat menghasilkan ketegangan udara yang seimbang yang dihasilkan melalui kerja otot-otot pendukung fase penarikan nafas dan otot-otot yang mengatur fase pengeluaran nafas.
Untuk mendapatkan tekanan udara yang berimbang ini, seorang penyanyi harus melakukan latihan khusus yang memerlukan waktu dan disiplin hingga mekanisme penunjangnya mampu tekanan udara yang ia inginkan.

Dalam penggunaan istilah teknik menyanyi, terkadang istilah “breath support” dan “breath control” sering digunakan tertukar, namun pada penerapannya kedua hal ini sama sekali berbeda.
Breath support  merupakan sebuah fungsi pada otot-otot pernafasan, sedangkan
Breath control  merupakan sebuah fungsi dari pita suara. Ini dapat didefinisikan sebagai sebuah hubungan yang dinamis antara nafas dan pita suara merupakan faktor penentu seberapa panjang anda dapat menyanyi. Hubungan ini tidak dapat berlangsung secara efektif jika pita suara tidak dapat tertutup dengan baik. Jika hal tersebut terjadi, seorang penyanyi dapat kehilangan banyak nafas saat bernyanyi, meskipun ia memiliki mekanisme penunjang nafas yang sangat baik. Latihan berikut ini dapat membantu anda untuk mengetahui perbedaan antara breath control dan breath support:

Hiruplah nafas yang dalam melalui mulut anda, kemudian biarkan mulut anda tetap terbuka.Hembuskan nafas anda dengan posisi seperti ini dan perhatikan bagaimana cepatnya nafas anda keluar dari paru-paru anda. Ini terjadi karena anda tidak melakukan apapun untuk mengedalikan nafas (breath control) yang keluar.

Hiruplah kembali nafas yang dalam melalui mulut anda, namun kali ini hembuskanlah dengan cara merapatkan bibir anda seperti hendak bersiul. Perhatikan bahwa nafas yang keluar dengan cara ini tidak secepat aksi diatas. Hal ini terjadi karena anda telah melakukan kendali terhadap aliran nafas yang keluar dari paru-paru.

Hiruplah kembali nafas dalam-dalam dan keluarkan dengan cara mendesis. Keluarkan nafas selama mungkin, dan anda kini tengah melakukan pengendalian nafas dengan menggunakan bibir dan gigi.

Hiruplah nafas kembali, namun kali keluarkan dengan mengucapkan kata, “no, no, no…” secara lembut dan berkesinambungan. Tahanlah suara anda selama mungkin dan ini berarti anda tengah melakukan pengendalian nafas dengan menggunakan pita suara anda, dimana aksi ini juga anda lakukan pada saat anda berbicara atau menyanyi. Inilah yang dimaksud dengan breath control.

Kini buatlah suara mendesis dengan lembut dan kemudian buatlah dengan keras. Amati secara seksama apa yang anda rasakan pada perut anda pada saat anda membuat suara desis yang lembut dan kemudian yang keras. Sensasi yang terjadi pada perut anda merupakan aksi yang dinamakan sebagai breath support. Amatilah bahwa untuk membuat sebuah desisan yang keras dibutuhkan tunjangan nafas yang lebih kuat dibandingkan jika anda melakukan desisan yang lembut.

Ulangi aksi diatas, namun kali ini dengan kata. Ucapkan: “no, no, no…” secara lembut, kemudian lakukan hal yang sama dengan keras. Amati kembali sensasi yang terjadi pada saat anda melakukan penunjangan nafas.

Breath support merupakan sebuah hubungan yang dinamis antara kekuatan yang membawa udara kedalam tubuh dan kekuatan yang membawa udara keluar dari tubuh. Dalam fase penahanan nafas, kedua kekuatan tersebut berada dalam keadaan berimbang sehingga nafas tidak bergerak masuk ataupun keluar. Saat proses pembentukan bunyi ujaran dimulai, keseimbangan tersebut secara bertahap akan didominasi oleh kekuatan yang dimiliki oleh mekanisme “pernafasan keluar” sehingga tekanan nafas dapat disuplai ke pita suara. Pada saat yang bersamaan, otot-otot “pernafasan kedalam” yang meliputi diafragma dan otot-otot rusuk luar tetap aktif sebagai kekuatan penyeimbang yang menahan otot-otot “pernafasan keluar”, namun dengan kekuatan yang lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada mekanisme “pernafasan keluar”. Aksi counter balance ini akan memberi efek tertentu pada penyanyi, dimana ia akan tetap merasa berada dalam posisi menarik nafas, walaupun secara bertahap udara mengalir keluar dari paru-parunya.

Epigastrium yang merupakan areal disekitar perut atas tepat dibawah ujung tulang dada dan melingkar kesamping rusuk merupakan daerah yang mendapat dampak yang paling besar dari aksi counter balance diatas. Areal ini memegang peranan penting dalam melakukan teknik penunjangan nafas, karenanya setiap penyanyi hendaknya mengetahui fungsi areal ini dalam menyanyi. Lakukanlah percobaan ini:

Tekanlah jari-jari anda pada bagian epigastrium, yaitu daerah lembut yang terletak tepat dibawah tulang dada. Batuklah, maka anda akan merasakan adanya hentakan yang terjadi pada epigastrium menekan jari-jari anda. Aksi ini sering disebut sebagai “hentakan epigastrium”. Tetaplah menekan areal ini, dan katakanlah “hei” dengan keras, anda akan merasakan adanya hentakan yang sama. Kini katakan “hai” dengan lembut, maka anda akan merasakan gerakan lembut dinding perut yang bergerak kearah depan.

Kesimpulan dari Konsep Pernafasan

Seperti halnya postur yang baik, komponen-komponen lain dari teknik pernafasan harus dapat disatukan menjadi suatu konfigurasi yang menyatu. Teknik pernafasan haruslah dilatih hingga menjadi suatu kebiasaan bawah sadar, namun tetap memberikan respon terhadap pola-pola pemikiran yang tepat. Berikut ini merupakan daftar konsep-konsep pernafasan yang mungkin dapat membantu anda untuk membentuk suatu kebiasaan bernafas yang baik:
1.       Postur yang baik akan menghasilkan pernafasan yang baik pula;
2.       Hiruplah nafas seperti sedang mencium bunga mawar;
3.       Hiruplah nafas seperti anda tengah menguap;
4.       Hiruplah nafas seperti anda tengah menguap;
5.       Dada mengembang nyaman – perut masuk ke dalam dengan nyaman – bebas untuk bergerak;
6.       Penarikan nafas, penahanan,  pengeluaran nafas secara terkendali,  pemulihan;
7.       Hiruplah nafas seperti anda tengah minum segelas air;
8.       Bernafaslah tanpa usaha dan tanpa menimbulkan bunyi;
9.       Untuk mencuri nafas, turunkan rahang dan bernafaslah seperti saat anda terkeujut;
10.    Dada harus tetap mengembang sebelum, selama, dan sesudah pernafasan.

Kesalahan yang Berhubungan Dengan Pernafasan dan Sistem Penunjang Nafas

Terdapat setidaknya empat metode pernafasan yang disinyalir dapat menimbulkan ketidak efisienan pada pengaturan nafas atau menghasilkan ketegangan sehingga dikatagorikan sebagai teknik pernafasan yang salah. Metode-metode ini dapat diidentifikasi dari bagian anatomi yang terlibat didalamnya, yaitu:
1.       Teknik pernafasan Dada Atas;
2.       Teknik pernafasan Rusuk;
3.       Teknik pernafasan Punggung;
4.       Teknik pernafasan Perut.

Masalah yang timbul dalam menentukan jenis-jenis pernafasan diatas adalah beragamnya pemakaian istilah dari setiap guru ataupun penulis buku teknik vokal untuk menggambarkan teknik pernafasan seperti diatas, dan untuk metode pernafasan yang benar, penulis memberi nama dengan pernafasan “Diaphragmatic-intercostal-upper abdominal”. Nama ini diberikan berdasarkan tempat berlangsungnya aksi pernafasan tersebut.

Pernafasan Dada Atas

Jenis pernafasan ini juga dikenal sebagai pernafasan “clavicular”, diambil dari aksi gerakan naik turunnya dada pada saat melakukan pernafasan. Penyebab utama dari kesalahan teknik pernafasan ini adalah buruknya postur saat menyanyi. Ini merupakan kesalahan terbanyak yang dilakukan oleh penyanyi, terutama wanita.

Berikut ini beberapa alasan mengapa pernafasan dada atas tidak menguntungkan dalam menyanyi:
1.       Membatasi gerak diafragma kearah bawah;
2.       Secara visual mengganggu konsentrasi penonton;
3.       Menimbulkan kelelahan fisik karena gerakan dada yang turun naik;
4.       Sering dihubungkan dengan postur yang buruk;
5.       Menimbulkan ketegangan pada otot leher dan pundak yang pada akhirnya akan ditransmisikan ke daerah leher  dan mekanisme suara;
6.       Pernafasan yang dihasilkan tidak efisien, bahkan cendrung bersifat dangkal.

Letakkan tangan anda pada perut bagian atas dan hiruplah nafas dengan sambil mengangkat dada anda; perhatikan apa yang anda rasakan pada tangan anda. Perut bagian atas akan terdorong kearah dalam untuk menunjang aksi terangkatnya dada. Aksi mendorong perut bagian atas ini kearah dalam akan menghalangi gerakan turun diafragma. Diafragma yang tidak dapat turun dengan sempurna akan membatasi kapasitas paru-paru bagian bawah dan mengganggu kebebasan mekanisme penunjang nafas. Inilah yang menjadi kelemahan utama dari metode pernafasan dada atas.

Dalam menyanyi, menciptakan prosedur menyanyi yang benar sangat berkaitan dengan masalah postur dan teknik pernafasan. Para guru sebaiknya tetap menyadari bahwa kedua faktor diatas merupakan tujuan dan sasaran utama yang harus dicapai, dan secara terus-menerus memperhatikannya hingga keduanya dapat menjadi suatu kebiasan yang baik dalam menyanyi. Jangan terlebih dahulu mengalihkan sasaran perbaikan pada hal-hal lain sebelum kedua faktor tersebut dapat dianggap “aman” secara teknik.

Beberapa orang siswa mungkin akan mengalami kesulitan untuk menghilangkan kebiasan melakukan pernafasan dengan menggunakan dada atas, untuk siswa-siswa seperti ini sebaiknya mendapat penekanan penuh pada cara kerja mekanisme pernafasan yang benar.

Untuk siswa-siswa yang terbiasa untuk menarik perut atas kearah dalam sewaktu menyanyi dapat diatasi dengan menyarankan kepada siswa yang bersangkutan untuk melakukan mendorong daerah epigastrium-nya kearah depan untuk agar tercipta pengembangan pada bagian tengah tubuh. Dan perlu diingat bahwa cara ini hanya ditujukan untuk menghentikan aksi menarik perut kearah dalam dan jangan dilakukan secara terus-menerus.

Bagi siswa-siswa yang tidak dapat menstabilkan gerakan dadanya dapat melakukan latihan dengan punggung bersandar pada dinding. Beberapa siswa mungkin baru dapat mengerti aksi diafragma yang sebenarnya setelah melakukan latihan dengan cara berbaring terlentang dilantai, beberapa lagi mungkin menemukannya setelah ia meletakkan sebuah buku yang tebal pada daerah perut bagian atasnya. Mengetahui dan dapat merasakan teknik pernafasan yang benar merupakan salah satu faktor terpenting dalam belajar menyanyi.

 Pernafasan Rusuk

Jenis pernafasan ini tidak datang secara alami, biasanya teknik ini diturunkan dari seorang guru kepada muridnya. Meskipun teknik pernafasan ini dinilai kurang baik, namun didalamnya masih terkandung aspek pernafasan yang benar. Dalam pernafasan yang benar tulang rusuk seharusnya mengembang saat penarikan nafas, namun masalahnya adalah: pada metode pernafasan ini rusuk merupakan satu-satunya organ tubuh yang mengembang sehingga membatasi atau mengeliminasi pengembangan yang seharusnya terjadi pada daerah-daerah tubuh yang lain. Satu-satunya kebaikan dari teknik pernafasan rusuk ini adalah terciptanya postur yang baik saat teknik ini diaplikasikan dalam menyanyi. Sayangnya, postur yang menyerupai sikap militer ini cendrung untuk menimbulkan kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh adanya ketegangan.

Keuntungan lain dari teknik pernafasan rusuk ini adalah gerakan tubuh yang tidak terlihat saat penarikan nafas, terlebih lagi jika penyanyi yang bersangkutan mengenakan pakaian yang longgar karena pengembangan terjadi pada daerah samping tubuh. Petunjuk yang dapat dilihat dari pengguna teknik ini adalah adanya gerakan siku yang menyamping pada saat penyanyi yang bersangkutan sedang menarik nafas.

 Pernafasan rusuk tidak dianggap baik karena alasan-alasan berikut ini:
1.       Pernafasan ini menghambat (menghalangi) gerak turun diafragma;
2.       Membuang energi dan menyebabkan kelelahan fisik karena adanya usaha untuk mendorong rusuk kearah samping;
3.       Menimbulkan ketegangan pada otot-otot dada, rusuk dan bahu yang dapat menjalar ke daerah leher dan sistem mekanisme suara.

Letakkan tangan anda pada perut bagian atas dan hiruplah nafas sambil mendorong rusuk anda sejauh mungkin kearah samping dan amatilah apa yang terjadi pada tangan anda. Perut bagian atas akan tertarik kearah dalam untuk membantu aksi mendorong rusuk ini. Seperti halnya yang terjadi pada pernafasan dada atas, penekanan kearah dalam pada daerah perut atas akan menghambat gerakan turun diafargma yang juga berakibat pada terbatasnya kapasitas paru-paru bagian bawah anda untuk menampung udara yang masuk sehingga mengganggu fungsi mekanisme penunjang nafas. Hal inilah yang merupakan kelemahan terbesar dari pernafasan rusuk.

Prosedur perbaikan untuk masalah ini sangat berhubungan dengan pelepasan ketegangan pada postur dan melakukan aksi pengembangan pada perut bagian atas saat terjadi pengambilan nafas. Pernafasan rusuk lebih sering digunakan oleh orang yang berbadan ramping dari pada orang yang berbadan gemuk, karena orang berbadan ramping biasanya memiliki kecendrungan untuk mengalami kesulitan dalam melakukan pengembangan pada tubuh bagian tengah karena sedikitnya jaringan lemak yang dapat dikembangkan. Beberapa dari mereka dapat melakukan pengembangan hanya pada saat sedang duduk, atau pada saat duduk menunduk hingga tubuh menyentuh paha. Para pengguna pernafasan rusuk disarankan untuk segera berhenti menarik perut atas pada saat melakukan penarikan nafas. Untuk mengimbangi aksi ini, lakukan aksi endorong daerah epigastrium kearah depan.

Pernafasan Punggung

Jenis pernafasan ini banyak memiliki kesamaan dengan pernafasan rusuk dan dapat dianggap sebagai manifestasi dari jenis pernafasan tersebut, namun terdapat satu perbedaan utama diantara keduanya. Dalam pernafasan rusuk, tujuan utamanya adalah mengembangkan tulang rusuk kearah samping tubuh, sedangkan pada pernafasan punggung, tujuan utamanya adalah mengembangkan bagian punggung. Aksi mengembangkan punggung saat menyanyi bukanlah sesuatu yang salah, kecuali jika aksi tersebut justru membatasi atau bahkan menghalangi pengembangan pada daerah lain di tubuh. Sayangnya konsentrasi yang besar untuk mengembangkan punggung pada saat menyanyi memiliki efek negatif tersebut. Punggung dan rusuk harus mengembang pada saat menyanyi, begitu pula dengan bagian perut atas. Paradoksnya, konsentrasi pada pengembangan bagian belakang tubuh atau rusuk akan menghilangkan pengembangan kearah depan tubuh, namun pengembangan pada bagian depan tubuh akan mengakibatkan pengembangan yang bebas pada bagian punggung dan rusuk.

Jika dilihat dari arah depan, pernafasan punggung mungkin saja tidak terlihat, namun pada saat dilihat dari arah belakang, gerakan tubuh akan terlihat jelas dan sangat jelas memerlukan usaha otot. Beberapa orang guru menganjurkan pada siswanya untuk menarik kearah depan untuk membantu terjadinya pengembangan pada bagian punggung. Cara ini memang berhasil, namun sedikitnya memiliki dua kerugian, yaitu: cara ini tidak menghasilkan postur yang baik dan cara ini cendrung untuk tetap membatasi terjadinya pengembangan pada bagian depan tubuh.

 Pernafasan punggung tidak disarankan karena alasan-alasan berikut:
1.       Pernafasan ini menghalangi (membatasi) gerak turun diafragma;
2.       Pernafasan ini membuang energi dan menimbulkan kelelahan fisik karena adanya usaha untuk mengembangkan daerah punggung;
3.       Ketegangan yang timbul pada punggung dan bahu akan menjalar pada mekanisme suara;
4.       Bahu yang didorong ke depan akan menghasilkan postur yang buruk.

Jika anda menempatkan tangan anda pada perut atas dan kemudian menarik nafas sambil mengembangkan bagian punggung anda, maka anda akan merasakan bahwa perut bagian atas anda tertarik kearah dalam dan menghalangi kerja diafragma. Pernafasan dada atas, pernafasan rusuk dan pernafasan punggung memiliki kesalahan yang sama, kesemuanya membatasi gerak turun diafragma.

Prosedur utama yang harus dilakukan untuk memperbaiki kesalahan ini adalah mencoba untuk melakukan pengembangan pada bagian depan tubuh pada saat menarik nafas. Tidak diperlukan usaha yang banyak untuk melakukan aksi ini. Hindari kecendrungan untuk melakukan usaha otot pengganti untuk mengimbangi ketegangan yang biasa dilakukan pada jenis pernafasan dada atas, rusuk dan punggung. Jika terbiasa menggunakan pernafasan punggung serta terbiasa pula untuk mendorong bahu anda kearah depan, anda harus membiasakan posisi punggung yang alami serta dada yang terangkat nyaman.

Pernafasan Perut

Pernafasan jenis ini juga memiliki beberapa kesaman dengan pernafasan-pernafasan diatas, yaitu membatasi gerak turun diafragma selama proses penarikan nafas. Siswa-siswa yang menggunakan teknik pernafasan jenis ini akan menarik nafas dalam dan kemudian mengembangkan perut mereka sewaktu menyanyi. Aksi ini akan berakibat pada terkuncinya diafragma pada posisi terendahnya, dan menyebabkannya tidak dapat bergerak kembali naik pada saat udara mengisi paru-paru. Ini merupakan contoh lain dari sebuah kenyataan yang berasal dari sistem yang salah. Pada halaman sebelumnya telah dijelaskan bahwa otot-otot “pernafasan masuk” akan tetap aktif selama fase pengeluaran nafas berlangsung.

Otot-otot ini berfungsi sebagai penahan bagi udara yang akan keluar dari paru-paru dengan cara mengimbangi otot-otot “pernafasan keluar”sehingga terjadilah sebuah proses yang dinamakan tunjangan nafas. Pada pernafasan perut, otot-otot pernafasan masuk begitu dominan selama proses pengeluaran nafas sehingga melampaui usaha otot-otot pernafasan keluar.

Pernafasan perut ini biasanya diakhiri dengan “menurunkan” dada atau dengan membungkukkan pinggang kearah belakang, kedua aktifitas ini akan mengurangi ukuran rongga dada serta akan mendorong udara keluar dari paru-paru. Tidak perlu dikatakan lagi bahwa pernafasan jenis ini bukanlah cara yang paling efisien untuk memasukkan udara ke paru-paru. Salah satu indikasi yang tampak pada penyanyi yang menggunakan teknik pernafasan ini adalah penyanyi tersebut akan terlihat lebih pendek saat menyanyi.

Hal yang menguntungkan dari teknik pernafasan ini adalah penyanyi dapat mencapai nada-nada rendah dengan mudah. Kebanyakan penyanyi mensiasati nada-nada rendah mereka dengan mempertahankan tekanan udara yang berlebihan pada pita suara mereka, karena sangat sulit untuk menciptakan tekanan nafas pada saat anda melakukan pernafasan perut, maka nada-nada rendah anda akan terdengar lebih baik. Sebaliknya, nada-nada tinggi merupakan hal yang menakutkan bagi para penyanyi yang menggunakan pernafasan perut ini.

Kerugian dari penggunaan pernafasan perut ini adalah:
  1. Pernafasan ini membatasi gerak diafragma kearah atas selama proses produksi suara;
  2. Mengakibatkan bentuk postur yang buruk (dada turun dan perut membuncit);
  3. Sama sekali membatasi tunjangan nafas pada saat menyanyikan nada-nada tinggi;
  4. Dapat menurunkan kualitas nada dan vibrato.

Prosedur perbaikan yang paling penting dalam masalah pernafasan perut adalah memperbaiki postur. Pernafasan ini dapat dihindari jika kita setidaknya dapat mempertahankan tiga elemen postural, yaitu:
1.      Posisi dada yang tegap dan nyaman;
2.      Peregangan pada tulang punggung;
3.      Posisi punggung yang lurus.

Siswa yang menggunakan jenis pernafasan ini telah mengetahui bahwa pada saat melakukan penarikan nafas, diafragma harus bergerak turun sehingga dapat menghasilkan pengembangan pada tubuh bagian tengah, kini ia hanya tinggal sarankan agar tidak menekan perutnya kearah depan.

Pernafasan Hipofungsional

Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kegagalan dalam memenuhi kadar aktifitas fisik dalam mekanisme pernafasan, dan hal ini biasanya terjadi pada penyanyi pemula. Kegagalan ini terjadi karena udara yang dihirup tidak cukup dalam memasuki paru-paru, sehingga menyebabkan kurang terpenuhinya tuntutan yang dibutuhkan dalam menyanyi. Beberapa orang siswa yang tidak pernah melakukan rangkaian penahanan nafas dengan pernafasan yang dalam akan merasakan pusing pada kepalanya, dan biasanya ia akan minta ijin untuk duduk.

Prosedur tercepat untuk memperbaiki jenis pernafasan hipofungsional ini adalah dengan menjelaskan, mendemonstrasikan dan meminta siswa tersebut untuk melakukan 4 tahapan pernafasan menyanyi dengan benar. Dalam melakukan 4 tahapan ini, berhati-hatilah jangan sampai menggunakan aktifitas fisik secara berlebihan sehingga menghasilkan jenis pernafasan hiperfungsional.

 Pernafasan Hiperfungsional

Jenis pernafasan ini mengacu pada aktifitas fisik yang berlebihan dari mekanisme pernafasan dan biasanya sering dilakukan oleh para penyanyi yang telah lebih berpengalaman. Aksi ini berasal dari terlalu banyaknya jumlah udara yang dihirup kedalam paru-paru. Setidaknya terdapat dua faktor penyebab hal ini terjadi, yaitu:
1. adanya konsep yang keliru bahwa untuk dapat menyanyikan kalimat-kalimat panjang pada sebuah lagu diperlukan pasokan udara dalam jumlah yang besar; dan
2. adanya ketakutan akan kehabisan nafas pada saat tampil dimuka umum.

Kemampuan menyanyikan kalimat panjang dalam suatu lagu bergantung pada seberapa efisien seorang penyanyi mengaktifkan pita suaranya. Ini merupakan hasil dari pengaturanlarynx yang baik, dan tidak ada hubungannya dengan kapasitas paru-paru anda.

Jika sebuah ban sepeda memiliki pentil yang rusak, maka ban tersebut akan terus menerus bocor, betapapun banyak udara yang dipompakan kedalamnya. Begitupun halnya dengan menyanyi, jika pita suara tidak dapat menahan lajunya udara yang keluar dari paru-paru, maka penyanyi yang bersangkutan akan tetap kehabisan nafas, betapapun banyaknya udara yang dihirupnya.

Menghirup udara terlalu banyak tidak hanya akan menghabiskan energi, namun juga menciptakan ketegangan yang tidak perlu, baik pada mekanisme pernafasan maupun padalarynx. Penarikan nafas yang terlalu banyak akan menimbulkan akumulasi udara yang berlebihan pada daerah dada dan berakibat pada timbulnya tekanan udara yang berlebihan pada pita suara sehingga ia tidak lagi berada dalam keadaan yang bebas dan fleksibel. Untuk memperbaiki jenis pernafasan hiperfungsional ini, cobalah latihan berikut:

Tarik nafas secara normal dan tahanlah. Tanpa mengeluarkannya, tariklah nafas kembali dan tahan kembali. Terus lanjutkan cara ini hingga tarikan nafas anda berjumlah empat atau lima kali tanpa adanya pengeluaran nafas atau hingga paru-paru anda terasa penuh oleh udara. Pada saat anda melakukan aksi ini, rasakanlah daerah tempat dimana timbulnya masalah. Anda akan merasakan adanya tekanan pada diafragma, dinding perut, rusuk dan punggung.
Tekanan yang meningkat pada bagian dada atas akan membuat anda merasa tidak nyaman. Cobalah untuk menyanyi atau berbicara pada kondisi seperti ini, maka anda akan merasakan adanya tekanan yang berlebihan pada pita suara anda sehingga anda mengalami kesulitan dalam melakukannya.

Batasi penarikan nafas anda hingga batas anda dapat melakukan pernafasan dalam yang nyaman. Lakukanlah penarikan nafas secukupnya dan pelajarilah bagaimana menggunakan nafas secara efisien dan bukan berkonsentrasi pada jumlah udara yang dapat dihirup.

Berapa banyak udara yang dapat ditampung oleh paru-paru anda tidaklah sepenting bagaimana cara anda dalam menggunakannya. Jika anda memiliki kontrol nafas yang baik dan dapat menghasilkan suara yang baik, maka anda dapat menghasilkan suara yang indah hanya dengan menggunakan jumlah udara yang sedikit. Bahkan walaupun paru-paru anda terasa seperti kosong setelah menyanyikan suatu kalimat yang panjang, paru-paru anda akan tetap memiliki residu udara didalamnya.

Dalam pernafasan normal, lebih dari setengah kapasitas udara dalam paru-paru anda akan tetap tinggal didalam. Hal ini untuk mencegah agar paru-paru tidak mengempis hingga datangnya proses penarikan nafas berikutnya. Residu udara ini dapat anda jadikan suatu kekuatan dan dapat menyediakan penunjang psikologis bagi penyanyi yang bersangkutan. Jika anda dapat menyadari keberadaan residu udara ini, maka anda akan dapat terus menyanyikan sebuah kalimat panjang dari sebuah lagu, meskipun anda telah mengeluarkan sebagian besar persedian udara dari paru-paru anda.

Kebanyakan permasalahan tentang kehabisan nafas pada penyanyi berasal dari masalah-masalah yang berhubungan dengan faktor psikologis. Jika anda beranggapan bahwa anda akan mengalami kehabisan nafas sewaktu menyanyi, maka pikiran negatif akan mewujudkan hal tersebut. Para penyelam dasar laut juga menghadapi masalah yang sama, mereka juga harus belajar untuk mengendalikan kebutuhannya akan udara pada saat berada didalam air. Penyelam yang dapat mengendalikan hasratnya untuk cepat-cepat mengambil udara akan memiliki kemampuan bertahan didalam air lebih lama. Penyanyi perlu mengembangkan pola-pola pemikiran positif mengenai pernafasan, jika anda percaya bahwa anda mampu, maka anda akan mampu.

Tunjangan Nafas Hipofungsional

Merupakan istilah untuk menggambarkan kegagalan dalam memenuhi aktifitas yang dibutuhkan oleh mekanisme penunjang nafas, hal ini sering terjadi pada penyanyi pemula. Kesalah ini terjadi karena adanya kegagalan untuk mengaktifkan mekanisme penunjang nafas dengan semestinya, sehingga mekanisme ini gagal dalam menghasilkan suplai udara yang semestinya bagi pita suara.

Terdapat 5 faktor yang menyebabkan terjadinya hal ini, yaitu:
1.   Tidak adanya fase penahanan dalam proses pernafasan;
2.   Adanya konsep yang salah bahwa penyanyi harus menyanyi lebih keras dibandingkan suara aslinya;
3.   Kurang dimengertinya konsep nada vokal dengan baik;
4.   Postur yang buruk; dan
5.   Kurangnya pemahaman tentang sifat dasar dan fungsi mekanisme penunjang nafas.

Prosedur perbaikan untuk setiap kondisi adalah sama, yaitu membuat agar siswa yang bersangkutan menyadari masalah yang dihadapi serta penyebabnya, dan kemudian memintanya melakukan penyesuaian terhadap aksi yang dilakukannya. Pada tahap awal, siswa mungkin diharuskan untuk melebih-lebihkan responsnya untuk memberi keyakinan pada dirinya bahwa ia telah melakukan aktivitas fisik yang memadai dalam menyanyi. Latihan-latihan seperti menggonggong seperti anjing atau tertawa seperti Santa Claus dapat membantu siswa yang bersangkutan untuk mengatur sensasi tunjangan nafas yang dimilikinya.

Untuk penyanyi yang lebih berpengalaman, penunjangan nafas merupakan hal yang sangat paradoksial. Jika terjadi kesalahan pada teknik menyanyinya, hal pertama yang menjadi perhatian adalah mekanisme penunjang nafasnya, dimana sistem ini diperkirakan telah gagal memberikan suplai nafas untuk melakukan penunjangan sehingga dilakukanlah suatu usaha fisik yang lebih besar untuk menutupi hal tersebut.

Dalam prakteknya, penyanyi yang lebih berpengalaman jarang sekali mengalami kekurangan tunjagan nafas sewaktu mereka bernyanyi, mereka lebih sering mengalami situasi kelebihan tunjangan nafas (hiperfungsi).

Paradoks lain dari situasi seperti ini adalah bahwa tunjangan nafas bukanlah dianggap sebagai penyebab utama dari kesalahan yang mereka lakukan. Tanpa suatu alasan yang jelas, banyak penyanyi yang menganggap bahwa tunjangan nafas yang terlalu banyak merupakan kata kunci untuk semua kesalahan pada vokal. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, karena kasus seperti ini hanya terjadi pada penyanyi pemula saja, bukan pada penyanyi yang telah berpengalaman.

 Tunjangan Nafas Hiperfungsional

Merupakan penuntutan kerja yang berlebihan pada mekanisme penunjang nafas, dan hal ini merupakan salah satu kesalahan vokal yang paling sering terjadi. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan fungsional pada proses penghasilan suara, resonansi dan sistem pengucapan dan/atau dari efek kamuflase faktor-faktor diatas yang terkadang seringkali lepas dari pengamatan.

Organ yang paling sering dianggap sebagai penyebabnya adalah larynx, karena berhubungan langsung dengan proses penghasilan bunyi. Penyebab utama dari masalah ini adalah tunjangan nafas yang berlebihan yang menyebabkan terakumulasinya tekanan udara pada larynx sehingga organ ini tidak dapat berfungsi secara bebas.

Salah satu penyebab terjadinya tunjangan yang berlebihan telah dijelaskan sebelumnya, yaitu adanya kesalahan konsep yang beranggapan bahwa tunjangan nafas yang berlebihan merupakan jalan keluar dari semua kesalahan pada vokal.

Penyebab lainnya antara lain:
1.   Mencoba untuk membuat suara terdengar besar dari pada aslinya;
2.   Menekan daerah perut bagian atas kearah dalam tubuh;
3.   Mengabaikan fase menahan nafas dalam teknik pernafasan;
4.   Adanya tekanan yang berlebihan pada postur;
5.   Adanya pemahaman yang keliru terhadap tingkatan dinamik (menyanyi dengan keras secara terus-menerus);
6.   Menyanyi dengan menggunakan pendekatan fisik, dan lain sebagainya.

Penyebab yang sering terjadi dalam kasus ini adalah penarikan dinding perut terlalu kuat sehingga menyebabkan timbulnya ketegangan serta tekanan nafas yang berlebihan. Menurut Proctor, seseorang mampu menghasilkan tekanan nafas subglottis sepuluh kali lebih banyak dari yang diperlukannya dalam menyanyi.

Prosedur perbaikan terbaik adalah dengan cara menghentikan aktifitas fisik yang berlebihan pada daerah perut atas sewaktu menyanyi. Yakinkan siswa bahwa ia tidak perlu menarik perut terlalu kuat dan anjurkan ia agar mengurangi ketegangan yang ada hingga pada tingkat dimana otot-otot dapat bekerja dengan baik. Kedua hal ini akan sulit untuk dilakukan, paling tidak karena dua alasan berikut ini:
1.   Menghilangkan tingkat sensasi ketegangan yang telah terbiasa dilakukan akan membuat siswa yang bersangkutan merasa bahwa ia tidak mendapatkan umpan balik yang cukup sehingga ia merasa bahwa ia tidak menyanyi dengan cara yang benar;
2.   Lebih sulit lagi untuk memperkirakan seberapa besar ketegangan yang telah dikurangi dibandingkan jika ia memperbesar ketegangan yang dihasilkannya. Untuk membuktikannya, lakukanlah percobaan berikut ini:

Genggam jemari anda hingga terbentuk sebuah kepalan. Perkuat genggaman secara bertahap hingga menimbulkan rasa sakit. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa lebih mudah untuk mengendalikan penambahan ketegangan dari pada membuatnya tetap konstan. Kini cobalah untuk melepaskan ketegangan secara bertahap, dalam waktu yang singkat sangatlah sulit untuk mengetahui berapa besar ketegangan yang tetap tinggal pada kepalan jemari anda.
Walaupun sulit untuk dilakukan, siswa yang bersangkutan harus belajar untuk merilekskan perut atasnya sehingga dapat melakukan gerakan dengan fleksibel dan bebas. Sarankan kepadanya untuk melatih 4 tahapan teknik pernafasan secara tekun, dan pastikan ia dapat melakukan pengembangan pada bagian tengah tubuhnya dan melakukan tunjangan nafas sebelum ia mencoba untuk melakukan tunjangan terhadap suara yang dihasilkannya. Jika tunjangan yang ia lakukan efektif, maka ia akan merasa bahwa ia tidak perlu lagi menarik perut atasnya kuat-kuat untuk memulai bernyanyi. Mintalah ia menggambarkan perasaannya pada saat ia berhasil melakukan fase penahanan nafas dengan efektif. Sensasi ini akan membentuk fondasi bagi mekanisme penunjang nafas, dan gambaran yang akan diberikan pada anda akan berkisar seperti ini:
  • Terasa seperti ada sesuatu yang mengembang, peregangan pada daerah tengah tubuh, sepertinya daerah tersebut terbuat dari bahan yang elastis;
  • Terasa adanya sebuah pengembangan kearah bawah tubuh saya yang sulit untuk lokalisasikan, namun terasa meregang seperti karet;
  • Terdapat adanya sebuah perasaan terangkat pada bagian bawah dada atas saya, tidak terlalu keras namun terasa nyaman;
  • Jika saya mendesis, saya mulai merasakan otot-otot perut bawah saya berkontraksi. Ide lain yang mungkin dapat memberikan gambaran yang lebih nyata pada siswa tentang cara kerja sistem penunjang nafas adalah dengan memintanya menyanyi seperti jika ia tengah menidurkan seorang bayi

Fungsi aktuator (nafas) adalah mengaktifkan vibrator (pita suara), dimana aksi ini turut melibatkan elemen pernafasan dan proses penghasilan bunyi, karenanya, sangatlah sulit untuk membahas salah satu elemen di atas tanpa mengacu pada elemen lainnya. Sebagian besar kesalahan yang berhubungan dengan nafas telah dibahas dalam bab ini, kesalahan yang lain akan akan dibahas pada bab berikut yang membahas mengenai kesalahan yang berhubungan dengan proses penghasilan bunyi (fonasi). Masalah-masalah yang berhubungan dengan pengendalian nafas termasuk dalam katagori ini, karena berasal dari aksi vibrasi pada pita suara.

0 komentar: