Kamis, 22 Desember 2011

Karakter, Kedalaman dan Soul

Suara manusia adalah instrumen tertua di dunia, karena sejak manusia ada, sejak itu pula vokal ada. Seni menyanyi menurut saya sangat kuat dipengaruhi oleh kepribadian sang penyanyi itu sendiri. Bagaimana cara dia bernyanyi, begitulah karakter sang penyanyi itu. Maka menurut saya, apabila kita ingin menjadi seorang penyanyi yang hebat, karakter yang baik dan kuat sangat amat penting, selain tehnik yang bagus dan benar.

Menurut saya, dalam bernyanyi tehnik bukanlah menjadi segala-galanya, walaupun tehnik itu sendiri sangat penting dalam menunjang kita bernyanyi. Dengan tehnik yang benar dan baik, kita dapat menyanyi dengan bebas, tidak sakit, terdengar indah, terdengar penuh, powerfull, dapat menyanyikan nada-nada tinggi dan rendah dengan sangat mudah, menyanyikan trill dengan mudah, dan masih banyak lagi ornamen-ornamen vokal yang sulit yang dapat dinyanyikan dengan mudah. Namun disamping memiliki tehnik yang baik, aspek eksternal yang harus dimiliki seorang penyanyi adalah karakter yang baik dan kuat. Mengapa demikian? Karena semakin baik karakter sang penyanyi, semakin baik juga dia menginterpretasi lagu, mendalami kata demi kata, meresapi dan menghargai  ambience sebuah aransemen, menghargai sekelilingnya sehingga membuat suasana yang menyenangkan, menghormati sesama pemusik terutama yang mengiringinya sehingga tercipta sebuah keterkaitan emosional yang mengasilkan sebuah efek timbal balik ambience, atau dorongan mood yang membuat sebuah aransemen atau komposisi lagu baru menjadi hidup. 

Ini yang saya sebut sebagai sebuah kedalaman menyanyi. Dengan terciptanya kedalaman ini, maka akan sampai sebuah getaran yang membuat penonton ikut merasakan perasaan si penyanyi dan isi lagu. Ada yang bisa membuat mereka bergidik, tertegun, senang, tertawa atau bahkan menangis. Saya banyak belajar dari penyanyi yang bisa dibilang mereka otodidak, dan tidak terlalu mengerti tehnik secara akademik dan keseluruhan, namun dia memiliki kedalaman dan soul yang luar biasa! Soul tidak semata-mata didapat begitu saja, soul dan kedalaman terbentuk dari sebuah proses yang panjang. Dan dibutuhkan kerendahan hati untuk mau mendengar dan belajar dari sekililing. Lingkungan yang baik amat sangat berpengaruh.

Menurut saya, memiliki tehnik yang luar biasa saja namun dia tidak memiliki karakter yang baik, kedalaman dan soul, dia bukanlah penyanyi yang bagus. Dia hanyalah seorang yang gemar menyanyi, namun tidak mengimani seni bernyanyi, dan yang keluar dari nyanyiannya bukanlah apa yang ada dari hatinya. 

Milles Davis mengatakan "I feel what i play, and i play what i feel". Begitu juga seorang penyanyi, dia harus merasakan apa yang dinyanyikannya, dan merasakan nyanyiannya sendiri. Saya sendiri bukanlah seorang penyanyi yang sempurna, dan saya sendiri masih banyak yang harus saya pelajari. Saya di didik dari lingkungan musik yang sangat ketat akan disiplin musiknya dan konfensional. Saya banyak melihat penyanyi-penyanyi yang memiliki tehnik luar biasa, dan saya kagum akan itu. Namun ada hal yang mengganjal dari sana. Karenanya saya coba menggabungkan klasik dengan tradisi, bahkan saya sempat bergabung dengan sebuah orkestra yang instrumennya menggunakan alat tradisional. Disana saya harus selalu berimprovisasi, dan tidak ada bagian saya yang di tulis. Disana saya baru benar-benar mendengar dan mau tidak mau harus merasakan permainan musisi yang bermain bersama saya. Kalau tidak demikian saya tidak akan bisa berimprovisasi. Kemudian saya di pertemukan dengan salah seorang legendaris Jazz Asia. Dari beliau lah saya banyak sekali belajar tentang filsafat hidup dan musik. Ternyata banyak sekali yang harus saya pelajari dan resapi. Tidak hanya melulu tehnik dan mengerti sejarah musik, atau membaca buka tentang bagaimana membawakan karya-karya tertentu. Namun saling  menghargai, mau mendengarkan, membuka hati dan pikiran adalah cara yang ampuh untuk menjadi penyanyi hebat.

Mungkin bagi beberapa orang ini adalah pengalaman yang sepele, namun bagi saya ini membuka cakrawala pandang saya. Dan sampai sekarang pun saya masih terus berusaha untuk merenunginya dan berusaha untuk memahaminya secara mendalam, karena saya pun bukanlah seorang penyanyi yang sempurna. Semoga sharing ini berguna bagi yang membaca. 


Gestur Tubuh

Keberhasilan penampilan musik di atas panggung, tidak lepas dari fisik dan psikis sang pemusik. Penampilan secara fisik tidak bisa dianggap enteng dan bukan sesuatu yang otomatis setiap pemusik bisa melakukannya. Keseluruhan penguasaan alat-alat yang ada dalam tubuh kita, membutuhkan pengertian dan kesadaran maksud adanya pelatihan-pelatihan diri dalam kaitan penampilan di panggung. Namun demikian, gerakan tubuh manusia bukan satu-satunya penentu ekspresi. Keberhasilan dari pertunjukan resital dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, alat-alat dan musik pengiring, akustik dari gedung pertunjukan, apresiasi pendengar, suasana hati atas penonton pertunjukan, etika pertunjukan, bahkan ideologi kinerja.

Ritme dalam gerakan ataupun suara bisa terwujud secara harmonis apabila masing-masing memiliki tehnik yang benar. Setiap manusia memiliki tempo dan ritme mereka masing-masing, hanya saja mereka tidak menyadarinya dan tidak mempelajarinya.
Gerakan tubuh terkait dengan karakteristik musik atau lagu yang dinyanyikan. Keseluruhan gerak tubuh itu memerlukan studi yang mendalam dari teks lagu maupun melodi yang melengkapi teks. Gerak tubuh  merupakan bagian dari penampilan audio-visual yang selama ini menjadi subjek untuk diselidiki dan di perdebatkan. Gerakan-gerakan spontan yang dilakukan seorang penyanyi atau seorang pianis tampak orisinil tidak dibuat-buat, dan itulah merupakan gestur, ekspresivitas penampilan penyanyi. Pada umumnya tiap gerakan direncanakan, tapi kadang ada gerakan yang terjadi di luar yang direncanakan, yang menjadikan akting lebih terlihat alami.

Aktor yang Menyanyi

Pada suatu ketika seorang penyanyi tidak perlu di harapkan menjadi seorang aktor. Namun  hal ini ternyata tidak lagi dapat di terima. Seorang penyanyi harus dapat menjadi musisi sekaligus seorang aktor (seorang penafsir atau seorang komunikator). Musik adalah seni yang selalu hidup sepanjang masa, seni yang selalu diekspresikan pada saat yang bersamaan di masa sekarang. Pendengar tidak bisa diperlakukan seperti penonton yang melihat sebuah patung. Semenjak musik tertulis hanya berupa cetak biru, maka haruslah ada orang ketiga yang menjembatani hubungan komponis dengan penonton. Orang ketiga yang menjadi jembatan itu adalah seorang penampil atau performer

Musik adalah sebuah seni yang terus beredar, dimulai dari siapa yang menciptakannya dan berakhir dengan mereka yang mendengarkannya. Seorang penampil atau pelaku musik, orang yang menjembatani, adalah musisi seni pertunjukan yang harus memiliki keterampilan yang tinggi, kreatif dan perseptif. Sutradara terkenal Felsenstein, mendefinisikan filosofi ini pada saat dia mengajar di tahun 1963: ”……….sesuatu yang tidak terkatakan, sangat berarti dan gerakan yang memungkinkan dia berkomunikasi tidak dengan dengan cara lain selain dengan menyanyi”. 

Kita mendefinisikan kata penciptaan kembali atau re-creator digunakan untuk menunjuk pada seorang penyanyi sebagai seseorang yang mengkomunikasikan apa yang menurut keyakinannya atau apa yang dia percayai merupakan essensi arti musik sedemikian rupa seolah-olah ia menciptakan musik secara spontan pada saat pergelaran. Ada pertunjukan-pertunjukan besar lain yang unik. Untuk bisa menciptakannya, sebagaimana seorang detektif yang musikal harus sangat peka. Penyanyi harus menemukan perasaan pribadi terhadap teks yang dipilih dan cara-cara musikal unuk melakukannya. 

Seorang penyanyi resital harus mengenal dengan berbagai macam motif yang telah menjadi kendali dari komposisi lagu-lagu.
Berikut beberapa filosofi-filosofi yang bertentangan dengan pendapat-pendapat yang tersebut diatas.
  1. Madrigal nada-nada di abad XVI pada umumnya merefleksikan kata. William Byrd menulis “bahwa ada kekuatan tertentu yang tersembunyi dibalik pikiran-pikiran yang mendasari kata-kata itu. Ketika seseorang merencanakan  memilih kata-kata dan terus-menerus mempertimbangkannya, maka nada-nada yang tepat dengan sendirinya akan muncul”.
  2. Brahms menyusun melodi-melodinya sedemikian rupa hingga melodi itu entah bagaimana atau menggambarkan hitungan suku kata dalam puisi.
  3. Cesar Frank percaya bahwa bentuk dan penyusunannya akan hanya muncul dari tema yang tematik saja.
  4. Tradisi Jerman memposisikan dirinya bahwa seniman mengkomunikasikan ide-idenya dengan menggunakan ukuran estetik yang merefleksikan emosi yang dalam dan perasaan-perasaannya.
  5. Aliran Impressionisme[1] menegaskan bahwa mereka berusaha mencoba untuk merangkum tidak secara pribadi dan dengan memasukan pemikiran dan pengertian sesaat dari pemikiran komponis.
  6. Schoenberg menolak adanya imitasi-imitasi primitif yang diambil dari unsur-unsur luar yang terkait dengan teks dan musik. Dan penyesuaian-penyesuaian yang dia temukan dalam suara dari kata-kata pertama dalam teks, yaitu ide dibelakan adanya syair.
  7. Wagner menyerap nilai-nilai dramatik percakapan kedalam simbol-simbol abstrak seperti dalam Lietmotif[2].
  8. Debussy sadar bahwa musik mulai dimana kata-kata itu tidak punya kekuatan, dengan demikia, bahwa musik itu mampu mengekspresikan “sesuatu yang tidak terkatakan”.
Oleh sebab itu sikap seorang penyanyi terhadap kata-kata harus berubah secara menyeluruh sesuai dengan jaman, gaya dan maksud dari komponis dan librettis. Teori-teori interpretasi seberapa banyak dan apapun jenisnya harus terkait dengan jenis teks yang digunakan dari filosofi komponis yang mempengaruhi metode-metode yang ditaati. Kemudian si penyanyi dapat menuntut dirinya sendiri sebagai aktor yang bernyanyi. 

Lagu Sebagai Dunia Kecil (Mikrokosmik) Drama
Musik instrumental kadang dianggap sebagai sesuatu yang hilang setelah dimainkan, atau tidak membekas, kecuali oleh mereka yang mengimani musik. Menurut mereka musik bukan sekadar musik, tapi ada makna sesuatu di balik semuanya. Demikian pula dengan musik yang berbentuk lagu.
Bahkan ada kepercayaan bahwa lagu merupakan “dunia kecil” drama, Stanislavski[3], menegaskan bahwa mahasiswa musik yang akan menjadi penyanyi opera mulai dengan studi dramatiknya dengan lagu-lagu. Banyak penyanyi sejamannya setuju dengan apa yang dikatakan, bahwa seorang penyanyi opera jelas seorang aktor, meskipun aktingnya menjelaskan istilah yang kurang tepat bila dikaitkan dengan lagu. Bagaimanapun juga istilah interpratasi atau tafsiran bisa diterima sebagai diskripsi yang lebih tepat. 

Tujuan latihan akting adalah berlatih mengkomunikasikan 2 sampai 3 menit penggalan kehidupan dari seseorang dalam situasi dan suasana tertentu. Pada saat menyanyikan lagu, penyanyi harus menjadi manusia spesifik yang berada disuasana tertentu, mengutarakan pikiran-pikiran tertentu. Bila sosok ini dapat mengontrol sifat umum dalam dirinya, maka, seperti yang di ketahui oleh seorang aktor, tugas berakting akan menjadi lebih mudah. Semua rincian-rincian lagu disadari oleh sang penyanyi melalui petunjuk-petunjuk yang ada dalam musik dan teks lagu. Persepsi dan kemampuan mengkomunikasikannya dengan penonton, mirip dengan kemampuan yang sulit difahami yang biasa disebut sebagai“artistry”


[1] Aliran Impressionis adalah melihat sesuatu atas dasar kesan yang muncul. Berhubungan erat dengan efek dari objek daripada objek itu sendiri.

[2] Leitmotif adalah sebuah fragmen musikal, yang terkait dengan beberapa  aspek dalam drama, yang muncul kembali dalam sebuah opera. Istilah Leitmotif digunakan paling sering terkait dengan karya-karya Wagner terakhir.

[3] Bapak Drama Rusia.

Postur Yang Baik Dalam Menyanyi

Fungsi Postur Yang Baik Dalam Menyanyi

Walaupun semua penyanyi mengakui bahwa bentuk postur yang baik diperlukan dalam menyanyi, namun tidak semua penyanyi melakukan hal tersebut. Dan parahnya lagi, banyak sekali pengajar vokal yang tidak pernah menjelaskan mengenai hal ini kepada siswa-siswanya.

Ada beberapa alasan mengapa postur yang baik memiliki hubungan yang erat dengan kualitas suara dalam menyanyi, diantaranya:

Pertama, dengan postur yang baik, fungsi-fungsi tubuh akan bekerja dengan baik pula. Karenanya, sangatlah dianjurkan bagi para penyanyi dan pengajar vokal untuk memahami fungsi dan tujuan utama kerangka tulang manusia serta otot-otot yang membalutnya. Fungsi utama dari tulang kerangka adalah untuk menunjang, melindungi serta memberi bentuk pada tubuh; sedangkan tujuan utama dari otot-otot adalah menghasilkan gerak serta membantu dalam pembentukan tubuh. Postur yang baik dapat menghasilkan efisiensi terhadap fungsi dasar kedua bagian tersebut tanpa harus mengeluarkan tenaga yang berlebihan.

Kedua, dalam postur yang baik, penggerak instrumen suara akan bekerja dengan baik pula. Kemampuan untuk berespirasi sangatlah tergantung dari postur yang baik. Postur yang baik menyebabkan fungsi-fungsi dasar pada mekanisme pernafasan bekerja secara efisien.

Ketiga, dalam postur yang baik, vibrator dan resonator akan bekerja dengan baik pula. Untuk melakukan penyesuaian terhadap rongga-rongga resonator, diperlukan suasana yang kondusif, dimana ketegangan-ketegangan yang tidak diperlukan dapat diminimalisir dari kinerja mekanisme suara. Hindari gerakan-gerakan yang tidak diperlukan dalam menyanyi, karena gerakan-gerakan tersebut kebanyakan hanya akan menghasilkan rasa sakit.

Keempat, dalam postur yang baik, seorang penyanyi akan dapat berfungsi dengan baik pula. Jadikanlah postur yang baik sebagai suatu kebiasaan, sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman serta percaya diri bagi penyanyi yang bersangkutan. Ditinjau dari aspek psikologis, postur yang baik dapat  memukau penonton, postur ini dapat memberikan keyakinan serta ketenangan pada penyanyi yang bersangkutan pada saat menyanyi di atas panggung, sehingga dapat menjadi aset psikologis bagi seorang penyanyi.

Kelima, Postur yang baik turut menentukan reaksi penonton. Penampilan seorag penyanyi merupakan sebuah faktor yang dominan terhadap reaksi penonton. Seorang penyanyi yang dapat memperlihatkan rasa percaya diri serta ketenangannya, akan dapat memberikan kenyamanan pada penonotonnya.

Dari kelima poin diatas dapat disimpulkan bahwa postur yang baik akan membuat penyanyi memiliki ketenangan dan rasa percaya diri yang tinggi. Dan penampilan seorang penyanyi merupakan faktor yang penting dalam menetukan reaksi penonton.

Yang lebih penting dari semua faktor-faktor diatas adalah, suatu kenyataan bahwa postur yang baik sangat berperan dalam pembentukan kesehatan seseorang. Postur yang baik akan mempengaruhi sirkulasi darah dan pernafasan, sedangkan postur yang buruk justru dapat mengurangi efisiensi kerja beberapa organ tubuh.

Anda hanya akan dapat menghilangkan ketegangan dan kelelahan dengan menerapkan postur tubuh yan baik. Dan hal ini tidak hanya berlaku dalam menyanyi, tetapi juga dalam kegiatan sehari-hari.


Membentuk Postur Yang Baik

Postur yang baik terbentuk dari pola-pola pemikiran yang positif, dan hal ini aplikasikan dengan menggunakan penggambaran dari sifat-sifat yang alami, seperti: ringan, mengembang, tegak, bebas, fleksibel, bahagia dan seimbang.

Fokuskanlah pikiran anda pada kata-kata yang membantu anda dalam membentuk sebuah postur yang baik. Hindarilah perasaan “kaku” atau “terkunci” pada suatu posisi. Latihlah cara ini dengan dengan bantuan cermin.        

Mustahil untuk dihilangkan seluruh ketegangan pada tubuh kita, karena untuk dapat berfungsi dengan baik, tubuh kita memang membutuhkan ketegangan tersebut. Yang harus dihindari adalah ketegangan yang berlebihan.

Salah satu cara untuk mengendurkan ketegangan adalah dengan melakukan pemanasan dan peregangan. Lakukanlah latihan pemanasan dan pergangan sebelum anda menyanyi. Hal ini dinilai penting, karena kebanyakan masalah yang muncul pada penyanyi diatas panggung disebabkah karena penyanyi yang bersangkutan tidak melakukan latihan pemanasan dan peregangan sebelum menyanyi.


Gambaran Postur Yang Baik

Berikut ini merupakan gambaran dari postur yang baik, yang dapat digunakan sebagai sikap mental bagi seorang penyanyi:

Telapak kaki.  Telapak kaki harus dapat menopang berat tubuh secara merata dengan posisi salah satu kaki terletak didepan kaki lainnya. Hindarilah ketegangan dan kekakuan pada kaki dengan cara mengganti posisi kaki depan dengan kaki yang dibelakangnya. Berdirilah secara seimbang, tidak terlalu condong ke depan atau belakang. Jagalah jarak kedua kaki agar tidak terlalu lebar. Ingatlah selalu bahwa posisi kaki yang baik akan membuat anda terlihat alami dan nyaman.

Tungkai kaki. Anda tidak akan dapat menghilangkan ketegangan secara menyeluruh pada tungkai kaki anda, karena keduanya berfungsi sebagai penopang tubuh. Ukuran rileks pada tungkai dapat diketahui melalui tingkat fleksibilitas kaki anda. Untuk mengantisipasi terjadinya kekakuan, hindari perasaan kaku atau terkunci pada satu posisi. Tungkai kaki, batang tubuh dan kepala haruslah mendekati posisi tegak lurus.

Lutut. Lutut harus selalu berada dalam keadaan bebas dan dapat digerakkan. Hindari terjadinya penguncian lutut kearah belakang. Bengkokkan lutut sedikit kearah depan agar kaki menjadi leluasa dalam bergerak serta memperkecil terjadinya ketegangan.

Pinggul dan Panggul (bokong). Pinggul dan panggul haruslah mendekati posisi tegak lurus. Jangan menegakkan badan anda dengan cara menonjolkan pinggul kearah samping atau mendorong panggul kearah depan, karena hal tersebut hanya akan menimbulkan ketegangan baru.

Perut. Perut (abdominal) terbagi atas dua bagian, yaitu: perut bagian bawah dan perut bagian atas.
  • Perut bagian bawah: merupakan salah satu bagian penting yang digunakan dalam pembentukan postur yang baik. Tarik perut bagian bawah secara lembut kearah dalam. Lakukan hal ini tanpa menghasilkan ketegangan sehingga perut bagian bawah anda dapat melakukan teknik pemompaan nafas kearah depan secara fleksibel. Penarikan perut yang dilakukan terlalu kuat hanya akan menimbulkan ketegangan.
  • Perut bagian atas berperan penting dalam menghasilkan teknik pernafasan yang baik. Perut bagian atas yang dapat bergerak bebas pada saat bernafas merupakan indikasi dari teknik pernafasan yang benar. Jangan menarik atau mendorong bagian ini terlalu kuat karena akan mengganggu proses pernafasan serta menghalangi produksi suara.

Punggung. Punggung merupakan faktor pendukung utama bagi terciptanya postur yang baik, untuk itu setidaknya diperlukan tiga hal, yaitu: Terjadinya peregangan pada tulang punggung;  Terjadinya pengembangan di daerah punggung bagian atas dan  Terjadi peregangan pada tulang punggung bagian bawah.

Dada. Dalam menyanyi dada haruslah berada dalam posisi mengembang secara alami dan tidak banyak mengalami pergerakan. Dada yang bergerak naik turun merupakan indikasi dari penerapan teknik pernafasan yang salah. Posisi dada yang baik akan menciptakan perasaan “lapang”, “mengembang” dan “ringan”. Posisi ini menjadi salah jika dihasilkan dengan cara mendorong perut bagian atas kearah dalam karena hal tersebut akan menimbulkan ketegangan.

Bahu. Posisi bahu yang baik, dapat diperoleh dengan cara memutar bahu kearah belakang dan diturunkan secara perlahan sehingga menghasilkan posisi dada yang mengembang secara alami. Jagalah agar bahu tidak bergerak turun-naik sewaktu anda menarik nafas, karena bahu yang bergerak sewaktu penarikan nafas merupakan indikasi dari penerapan teknik pernafasan yang salah. Hindari terjadinya kekakuan serta timbulnya perasaan terkunci pada bahu anda.

Lengan dan Tangan. Posisi lengan dan tangan yang baik sewaktu menyanyi adalah menggantung secara bebas disamping tubuh. Seorang penyanyi dapat saja memilih untuk menempatkan salah satu tangannya di depan tubuh, hal ini bisa saja dilakukan sepanjang tidak menghasilkan ketegangan pada otot-otot lengan dan tangan. Jika harus memegang buku sewaktu menyanyi, penganglah buku dengan salah satu telapak tangan sedang telapak tangan lainnya digunakan untuk membalik halaman. Lakukan cara ini bergantian diantara kedua telapak tangan untuk menghindari ketegangan serta keletihan pada lengan dan tangan sewaktu menyanyi.

Kepala. Posisi kepala haruslah membentuk satu garis lurus dengan tubuh dan berada tepat ditengah kedua bahu. Kepala tidak boleh berada di depan atau di belakang bahu. Tidak juga dalam posisi condong kekiri atau kekanan. Arah pandangan mata haruslah sejajar dengan tinggi mata anda sehingga dagu anda turut berada dalam posisi yang benar. Hindari mengangkat dagu untuk mencapai nada tinggi, karena hal ini justru akan menyulitkan anda dalam mencapai nada tinggi tersebut. Jika anda harus melihat keatas, cukup dilakukan melalui pandangan mata, bukan dengan mendongakkan kepala. Posisi yang didapat dengan cara menegakkan bagian belakang leher (tidak menaikkan dagu) akan menghasilkan gerakan kepala yang bebas tanpa mempengaruhi kualitas suara.

Menyanyi Dalam Posisi Duduk.
Berbeda dengan posisi menyanyi berdiri, posisi menyanyi duduk tidak memerlukan penyanggahan berat tubuh oleh otot-otot kaki, karena berat tubuh telah ditopang oleh kursi. Namun demikian, dalam posisi ini kepala dan tubuh tetap harus berada dalam satu garis lurus dengan posisi punggung yang tegak. Jika posisi dasar ini dapat diterapkan secara benar, anda dapat mencondongkan tubuh kearah depah  atau bekalang tanpa merusak kualitas suara anda. Jika anda tidak harus memegang buku sewaktu menyanyi, letakkanlah tangan pada pangkuan anda. Sedangkan kaki ditempatkan tempatkan pada posisi yang sama dengan posisi menyanyi berdiri sehingga anda tidak perlu merubah posisi kaki pada saat anda akan bangun dari kursi. Hindari penggunaan kursi yang memiliki lengan, dan jika memang terpaksa, letakkan lengan anda pada lengan kursi tanpa menimbulkan ketegangan pada bahu anda.

Kesalahan Pada Postur Menyanyi

Kesalahan yang berhubungan dengan postur dalam menyanyi secara garis besar dapat dibagi dalam dua katagori utama, yaitu:
1.     Kesalahan yang berhubungan dengan kelurusan tubuh,
2.     Kesalahan yang berhubungan dengan ketegangan tubuh.


Kesalahan yang berhubungan dengan kelurusan tubuh:
Berikut ini merupakan daftar yang dapat digunakan untuk mendeteksi kesalahan yang berhubungan dengan kelurusan tubuh:
1.  Kepala miring ke kiri atau ke kanan, condong ke depan atau ke belakang;
2.  Dagu terlalu turun atau terlalu naik;
3.  Salah satu bahu terangkat lebih tinggi dari yang lain;
4.  Tubuh membungkuk dengan dada yang cekung;
5.  Perut atau panggul yang terlalu menonjol keluar;
6.  Punggung yang tidak lurus;
7.  Salah satu sisi pinggul lebih dominan dari yang lain;
8.  Lutut terkunci ke arah belakang;
9  Posisi kaki terlalu rapat atau terlalu renggang.

Kesalahan ini dapat diperbaiki dengan cara melatih kelurusan tubuh siswa yang bersangkutan di depan cermin. Ciri utama pada kesalahan yang berhubungan dengan kelurusan tubuh adalah timbulnya kesalahan lain yang memiliki hubungan yang erat dengan kesalahan yang pertama.

Posisi tubuh yang tidak berada dalam suatu garis lurus akan menghasilkan ketegangan yang berlebihan pada otot sehingga mengganggu fungsi instrumen vokal. Ini terjadi karena fungsi penunjang yang secara normal ditopang oleh struktur tulang dalam tubuh mengalami berbagai ketegangan otot-otot yang terdapat disekitar daerah tersebut.


Kesalahan Yang Berhubungan Dengan Ketegangan

Kesalahan ini mengindikasikan terjadinya gangguan pada fungsi otot, dimana otot berkontraksi karena mendapat beban yang relatif besar dalam waktu yang cukup lama.

Pada situasi seperti ini otot akan menampakkan gejala kelelahan yang terlihat dari timbulnya getaran atau guncangan yang disertai dengan rasa sakit. Jika ketegangan ini berlangsung lama, otot akan kehilangan kemampuannya untuk berfungsi secara baik.

Secara visual, kesalahan yang berhubungan dengan ketegangan dapat diketahui melalui dua hal, yaitu:
1.     Timbulnya getaran atau guncangan pada tubuh dan/atau anggota tubuh;
2.     Timbulnya ketegangan pada tubuh dan/atau anggota tubuh.

Pada kebanyakan penyanyi, ketegangan sering timbul pada kaki. Hal ini dikarenakan penyanyi yang bersangkutan menggunakan salah satu kakinya sebagai penopang berat tubuh dalam waktu yang cukup lama. Untuk mengatasi masalah diatas, lakukan sesering mungkin pergantian posisi kaki yang menopang berat tubuh anda.

Ketegangan lain juga sering timbul pada daerah betis yang disebabkan oleh posisi lutut yang terdorong jauh kebelakang sehingga menimbulkan penyepitan pada otot-otot paha atas dan bawah serta otot panggul yang berakibat pada terhambatnya aliran darah.

Terdapat tiga cara untuk memperbaiki kesalahan yang berhubungan dengan ketegangan ini:
1.       Menghindari ketegangan pada tubuh dan/atau anggota tubuh dengan cara melakukan latihan peregangan sebelum pertunjukan;
2.       Menjaga agar tubuh dan/anggota tubuh tetap memiliki kebebasan bergerak serta fleksibilitas yang tinggi;
3.       Menjaga agar lutut tetap berada dalam keadaan bebas untuk bergerak dengan cara tidak mendorongnya terlalu ke belakang.

Selain timbul pada daerah kaki, ketegangan juga sering muncul pada organ-organ lain seperti: kepala, dada, perut, tangan, bibir, rahang, lidah dan bagian depan tenggorokan.

Pendekatan yang harus dilakukan untuk memperbaiki masalah ini sama seperti yang telah dibahas sebelumnya, yaitu: menemukan daerah yang mengalami ketegangan, menentukan penyebab dari munculnya ketegangan tersebut dan menghilangkannya melalui teknik rileksasi atau dengan mengurangi ketegangan pada otot yang bersangkutan.
Anjurkan siswa anda untuk bergerak atau berjalan selama latihan vocalizzi atau pada saat menyanyi. Jangan biarkan siswa tersebut berhenti terlalu lama sehingga ia kembali terkunci pada satu posisi.

Kekakuan terkadang juga timbul dari suasana belajar yang tidak nyaman bagi siswa, karenanya ciptakanlah suasana belajar mengajar yang kondusif bagi anda dan siswa anda.

Dikarenakan fungsi postur yang sangat berpengaruh pada makanisme vokal siswa anda, maka anda harus terlebih dahulu memperbaiki kesalahan ini sebelum melanjutkan pelajaran ke materi teknik vokal. Mengabaikan permasalahan ini sama seperti membangun gedung dengan pondasi yang lemah.

Sebagai referensi mengenai bagaimana membentuk postur tubuh yang baik, anda dapat mempelajari sebuah metode yang dikenal sebagai “Alexander Technique”. Metode ini merupakan sebuah sistem yang mampu menciptakan postur yang ideal melalui kebebasan pada tubuh, pikiran serta emosi sebagai satu kesatuan, serta telah banyak digunakan sebagai standar kurikulum diberbagai institusi terkenal di Inggris dan Amerika.

Dengan mempelajari “Alexander Technique” ini diharapkan seorang pengajar vokal mampu memecahkan berbagai masalah yang berhubungan dengan kelurusan dan ketegangan seperti yang telah dibahas pada pembahasan ini.

Latihan Ketahanan Suara

Menyanyi merupakan suatu aktifitas yang harus anda lakukan sendiri. Tak seorangpun dapat melakukannya untuk anda, dan tak seorangpun juga yang dapat membuatnya terasa nyaman untuk anda. Menyanyi merupakan sebuah ujian bagi kebulatan tekad anda. Jika anda memiliki tekad yang kuat, maka anda juga akan menemukan dapat mewujudkan mimpi-mimpi anda.


BERLATIH UNTUK MENCAPAI KETAHANAN SUARA

Jika anda berniat menekuni bidang ini sebagai seorang penyanyi professional, maka anda memerlukan jenis latihan yang dapat meningkatkan ketahanan vokal anda, sehingga anda dapat menyanyi dalam sebuah konser yang berdurasi panjang tanpa merasa lelah. Guna dapat mencapai tujuan ini, anda harus mengembangkan ketahanan pada suara anda dengan sebuah kekuatan yang konsisten.

Kelompok latihan vokal berikut ini (vokalisi) akan menolong anda dalam mengatasi masalah diatas. Latihan ini dirancang untuk membangun fleksibilitas, kekuatan, dan ketahanan pada suara anda, sekaligus juga memperbaiki teknik menyanyi anda.


BUNYI HURUF HIDUP “A” SEBAGAI PENUNTUN

Latihan ini dimulai dengan menggunakan bunyi huruf hidup “A” yang yang disuarakan dengan rileks. Dengan menggunakan sensasi “lapang” dalam mulut anda, temukanlah sensasi yang sama pada bunyi huruf hidup yang lain, seperti pada “I”, “U”, “E”, “O”. Cobalah nyanyikan keempat bunyi huruf hidup tersebut dengan perasaan lapang pada mulut/tenggorokan anda.

Nyanyikan setiap rangkaian tangga nada secara ringan dan mudah, dan dengan volume suara yang tidak terlalu keras. Jangan melakukan vokalisi dengan cara membentak, karena hal tersebut akan menciderai pita suara anda.

Gunakanlah selalu cermin yang memiliki gagang, sehingga anda dapat memeriksa posisi oval pada mulut anda. Anda juga harus memastikan bahwa rahang anda terbuka turun dan bahu anda tidak naik-turun saat melakukan latihan. Lakukanlah pengamatan  ini hingga hal-hal diatas menjadi suatu kebiasaan yang baik.

Jika anda ingin memeriksa pernafasan anda, berikut ini adalah cara yang mudah untuk melakukannya. Pasangkan ikat pinggang disekitar otot-otot pernafasan bawah. Kencangkan ikat pinggang, namun jangan dikaitkan. Ikat pinggang haruslah dapat merenggang saat anda menarik nafas. Cobalah untuk merasakan pengembangan yang terjadi pada tulang rusuk, punggung dan perut anda pada saat anda menyanyi (lihat gambar 10.1). Jika ikat pinggang tersebut tidak dapat merenggang saat anda menarik nafas, itu berarti bahwa “menyimpan” nafas di tempat yang terlalu tinggi.

                                           FOTO 10.1 – Berlatih Dengan Menggunakan Ikat Pinggang
                                                                            

Sebelum melakukan setiap vokalisi, tetap gambarkanlah jalur imajiner penempatan suara pada pikiran anda. Selain memusatkan konsentrasi pada jalur imajiner penempatan suara, bagikan konsentrasi anda juga pada keempat prinsip menyanyi yang lain, seperti: periksalah nafas, lakukan perimbangan antara jalur dan fokus, periksalah posisi mulut dan rasakan adanya tambatan pada suara anda.


PERHATIAN!!!

Suara anda dapat mengalami kelelahan atau bahkan cidera. Jika anda telah melewati suatu titik kulminasi yang mengakibatkan terjadinya kelelahan pada suara anda, maka jika tetap meneruskan latihan, pita suara anda akan cendrung untuk mengalami masalah. Jika anda merasakan kelelahan pada pita suara anda, segera hentikan latihan dan istirahatkan suara anda.

Menyisipkan waktu istirahat dalam suatu latihan vokal merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Sebagai contoh, jika anda menyanyi selama duapuluh menit, berhenti dan istirahatkanlah pita suara anda selama lima atau sepuluh menit untuk memulihkan kondisinya.

Pada saat anda merasa adanya rasa nyeri pada pita suara anda, segera hentikan latihan anda. Jika anda merasa bahwa pita suara anda telah mengalami cidera, segeralah memeriksakan diri pada dokter THT.

Kebanyakan ketidaknyamanan dalam menyanyi akan hilang dalam hitungan jam atau pada keesokan-harinya. Namun jika anda merasakan adanya rasa sakit ringan pada pita suara yang berlangsung terus-menerus hingga mengganggu anda, maka segeralah periksakan diri anda ke dokter.


SEBUAH TUNTUNAN BAGI KESELAMATAN PENYANYI

Jika anda mengira bahwa pita suara akan mengalami kerusakan jika menyanyi terlalu sering atau bahkan terlalu keras, hal itu ada benarnya. Namun, jika anda terlalu melindungi pita suara anda guna menghindari kerusakan yang mungkin terjadi, dengan cara terlalu membatasi latihan vokal dan menyanyi anda, maka anda harus mengubah cara berpikir anda.

Contohnya seperti ini: Jika anda berenang pada suatu hari yang panas, anda merasakan kesegaran pada tubuh anda. Kesegaran yang terjadi pada tubuh anda membuat anda anda berenang melebihi kemampuan tubuh anda tanpa anda sadari. Apa yang akan terjadi? Kemungkinan besar pada keesokan-harinya anda akan bangun dengan rasa nyeri pada otot-otot anda. Terutama jika anda memang jarang berolah-raga.

Dalam kasus ini, anda telah memaksa tubuhi anda terlalu keras. Namun tidak berarti bahwa berenang merupakan aktifitas yang buruk bagi anda. Jika anda berenang secara teratur sesuai dengan kemampuan fisik anda, maka dalam waktu singkat tubuh anda akan mencapai bentuk yang ideal. Otot anda akan berkembang dengan kuat dan indah, dan anda tidak lagi merasakan tubuh yang nyeri pada saat bangun keesokan-harinya.

Hal yang sama terjadi juga pada suara anda. Saat anda mulai menyanyi dengan kekuatan yang sesungguhnya, suara anda akan mengalami ketidak-nyamanan pada awalnya. Namun seiring dengan berkembangnya otot-otot anda, anda akan dapat menyanyi dengan intensitas penuh tanpa mengalami rasa lelah.


BEBERAPA KONDISI VOKAL YANG SERIUS

Setelah anda dapat melakukan latihan vokal secara teratur, anda harus lebih serius lagi mengamati kondisi pita suara anda. Jika anda mengalami denyutan keras yang datang secara tiba-tiba pada pita suara anda (ketidak-nyamanan lain disekitar pita sura), jangan remehkan hal tersebut. Bicarakan hal ini kepada pengajar vokal anda, atau periksakan diri anda ke dokter spesialis. Jangan abaikan hal tersebut. Ketidaknyamanan seperti ini dapat menyebabkan suara serak yang kronis atau kehilangan suara yang terjadi berulang kali. Pada kebanyakan kasus, hal ini disebut sebagai kelelahan suara (vocal fatigue). Istirahatkan suara anda selama beberapa hari, dan suara anda akan kembali seperti semula, tapi jangan remehkan gejala ini.

Jangan terlalu khawatir terhadap rasa sakit ringan yang akan anda rasakan setelah latihan vokal dalam waktu yang lama. Jika teknik menyanyi anda belum terbentuk dengan baik, maka anda akan cendrung untuk menyanyi dengan cara yang tidak tepat. Cara ini akan menyebabkan rasa sakit pada daerah pita suara anda.

Jangan khawatir kerusakan suara. Khawatirkanlah teknik menyanyi yang buruk.


LATIHAN 7: LATIHAN DIAPHRAGMA:
MENYANYIKAN JARAK TERTS DENGAN CARA STACCATO

Latihan ini berfungsi untuk mengaktifkan diaphragma dan menstimulasi sistem pernafasan secara keseluruhan, dan dikenal sebagai “pemanasan suara paling efektif”.

Dengan melakukan latihan ini anda juga akan memperkuat otot-otot kecil pada pita suara anda, sekaligus memberikan pita suara kekuatan untuk mengantisipasi tekanan udara yang dialirkan oleh sistem penunjang nafas kepadanya.

Latihan ini memberikan pelajaran yang sangat berharga dalam teknik vokal, yaitu: Bagaimana menyeimbangkan kekuatan pada sistem penunjang nafas dengan kekuatan pada pita suara pada saat tekanan udara melewati celah diantaranya.

                                                                 

Nyanyikan latihan ini dengan suara terputus-putus (staccato), dan menggunakan bunyi konsonan “H” pada setiap awal nada, guna menghindari benturan keras pada pita suara. Jika dilakukan dengan benar, maka latihan ini akan membuat perut anda bekerja seperti saat anda sedang tertawa terbahak-bahak. Ini terjadi karena diaphragma anda menggerakkan viscera (isi perut) saat ia melakukan gerakan yang menyerupai gerakan sebuah pegas.


LATIHAN 8: DUA BUAH TANGGA NADA YANG TERDIRI DARI LIMA NADA

Latihan ini terdiri darii sepasang tangga nada yang masing-masing terdiri dari lima nada. Senandungkan setiap tangga nada tersebut. Pastikan bahwa anda menyenandungkannya dengan cara yang rileks – dengan posisi seperti menguap dengan mulut tertutup. Jika tenggorokan anda terasa sedikit tertutup, cobalah untuk membayangkan sebuah bola seukuran bola ping-pong pada bagian belakang mulut anda (lihat gambar 10.2).

                                              GAMBAR 10.2 – Bola Imajiner Dalam Mulut
                                                          

Bersenandung (humming) akan mengaktifkan resonansi atas anda, sedangkan bola imajiner dalam mulut anda akan membuka jalur pada tenggorokan anda, sehingga dapat memudahkan proses pencampuran kualitas cemerlang pada resonansi atas dengan kualitas dalam pada resonansi bawah.

Jika anda telah selesai melakukan latihan dengan bersenandung, lakukan kembali dengan mengkombinasikan antara senandung dengan salah satu huruf hidup, contohnya: “Hm-I”, “Hm-E”, “Hm-U”, “Hm-O”, “Hm-A”. Rasakan sensai getar yang dihasilkan saat anda menyendandungkan gabungan huruf-huruf diatas, dan timbulkan kembali sensasi getar tersebut saat anda menyanyikannya. Jika anda dapat melakukannya dengan benar, maka sensasi yang tercipta akan menyerupai jika anda bersenandung dengan posisi mulut terbuka.

                                                

LATIHAN 9: LIMA BUAH TANGGA NADA YANG TERDIRI DARI LIMA NADA

Nyanyikan setiap huruf hidup secara beraturan, gunakan satu tarikan nafas untuk menyanyikan keseluruhan latihan. Ini merupakan latihan dimana anda dituntut untuk dapat merenggangkan kapasitas nafas anda guna melakukan penunjangan terhadap nada yang akan dihasilkan. Hematlah dalam menggunakan nafas. Perhitungkan berapa banyak nada yang akan anda nyanyikan dalam satu tarikan nafas.

                                                    

LATIHAN 10.  TANGGAN NADA YANG TERDIRI DARI SEMBILAN NADA

Latihan ini akan memperbaiki koordinasi anda. Nyanyikan setiap tangga nada melalui jalur imajiner penempatan suara, biarkan mulut anda penuh dengan getaran suara. Fokuskan suara kedalam lubang imajiner pada dinding. Turunkan rahang anda, bentuk mulut anda menjadi oval. Tarik nafas, dan dorong nafas anda melalui sistem penunjang nafas yang terletak pada bagian bawah tubuh anda. Bernyanyilah dari bagian bawah tenggorokan menuju ke sudut-sudut tulang pipi anda, dengan getaran suara memenuhi mulut anda. Gunakan bunyi huruf hidup “A” atau salah satu dari bunyi huruf hidup lainnya.

                                                            

LATIHAN 11: ARPEGGIO DENGAN BELOKAN NADA PADA PUNCAKNYA

Berikut ini merupakan sebuah latihan yang akan membuat anda bertindak dengan cepat. Latihan ini juga baik untuk membangun fleksibilitas pada suara anda. Cobalah latihan ini dengan menggunakan bunyi huruf hidup yang berbeda-beda pada setiap pengulangannya. Pastikan anda memiliki pengaturan nafas yang cukup baik pada setiap memulai pengulangan. Buatlah setiap nada pada putaran pada puncaknya dinyanyikan dengan teliti dan tepat.

                                                                 

Menguasai Tehnik Pernafasan

“Apakah yang menyebabkan kesuksesan? Visi, inisiatif dan ketekunan. Biarkan hasrat untuk menyanyi memimpin energi anda. Biarkan nyanyian mendidik dan mendisiplinkan otot-otot anda".   [Giovanni Battista Lamperti] 


MULAILAH BERLATIH

Jika anda ingin membangun kekuatan vokal, anda harus juga membangun pengendalian nafas dan sistem penunjang nafas anda. Walaupun fungsi mereka saling bertentangan, namun keduanya saling bekerja sama. Pengendalian nafas mengacu pada berapa banyak udara yang mempu anda keluarkan dari pita suara anda. Jelasnya, pengendalian nafas mengacu pada berapa lambatnya diafragma dan rusuk anda dapat kembali keposisi semula (istirahat) setelah penarikan nafas dilakukan. Penunjangan nafas merupakan sebuah kegiatan yang dihasilkan saat kelompok otot penunjang bagian bawah (letaknya jauh dari pita suara) mengalirkan udara ke pita suara anda secara perlahan.

Latihan nafas yang dilakukan secara terus menerus akan memperkuat sistem pernafasan dan kemampuan vokal anda secara drastis. Pengetahuan mengenai cara kerja pernafasan yang baik, jika dikombinasikan dengan kesadaran tentang sensasi yang ditimbulkan oleh kerja pernafasan tersebut akan meningkatkan kekuatan serta pengendalian terhadap organ-organ pernafasan anda. Kenalilah diafragma anda sebagai otot utama pada kegiatan pernafasan anda. Seiring dengan berlanjutnya latihan pernafasan yang anda lakukan, anda akan merasakan bahwa diafragma anda “menahan” atau mengembang serta menekan ke arah atas, sebagai akibat dari kerja otot-otot pada daerah perut bawah.


PERSIAPAN PADA SELURUH TUBUH
Rileksasi Progresif

Sebelum anda melakukan latihan pernafasan, anda harus melakukan latihan pelemasan pada seluruh tubuh anda. Mulailah dengan melemaskan otot-otot besar pada tubuh anda. Dalam latihan yang dinamakan “Rileksasi Progresif”.

Anda akan dapat menghilangkan ketegangan dengan terlebih dahulu menegangkan dan kemudian mengendurkan otot-otot anda  secara  bergantian dari kepala hingga ibu jari kaki.

Pertama, berbaringlah dengan punggung menyentuh lantai.
Kini, tegangakanlah seluruh tubuh anda sedikit demi sedikit, dimulai dari bagian bawah ke atas sesuai denga urutan berikut:
  1. Jari kaki
  2. Betis, paha dan panggul
  3. Punggung
  4. Bahu
  5. Tangan
  6. Pinggul
  7. Dada
  8. Leher
  9. Wajah
Tegangkan semua bagian-bagian di atas sekuat mungkin hingga hitungan sepuluh, kemudian kendurkan ketegangan tersebut. sepenuhnya.  

Bagaimana  perasaan  anda  kini?  Apakah  anda  merasa  lebih rileks sekarang. Yang  baru anda lakukan tadi adalah “memeras” ketegangan dari tubuh anda seperti anda memeras air dari kain yang basah.

Cobalah  kembali  latihan  ini jika anda ingin menghilangkan ketegangan pada tubuh anda. Maka pada saat anda mengencangkan otot-otot anda dan mengendurkannya kembali, ketegangan akan berganti dengan
keadaan rileks. (Dan anda akan memiliki penampilan yang baik pula dalam menyanyi).

                                        FOTO 2.1 - Contoh Latihan Rileksasi Progresif a & b
                                                         

LATIHAN NAFAS A: MENEMUKAN LETAK OTOT-OTOT PENUNJANG NAFAS:
LATIHAN MELEPASKAN TEKANAN UDARA

Latihan ini akan menunjukkan tempat asal dari tunjangan nafas. Kebanyakan dari kita tidak menyadari akan sensasi yang dalam dari tunjangan nafas. Jika anda berniat untuk mempergunakannya tunjangan dalam menyanyi, terlebih dahulu anda harus dapat merasakannya.


LOKASI OTOT-OTOT PENUNJANG NAFAS

Tariklah nafas sedang dengan perlahan melalui mulut anda, isilah paru-paru anda mulai dari bawah hingga bagian atas. Rasakan adanya peregangan pada perut bawah anda. Saat menarik nafas, fokuskan pikiran anda pada pengembangan punggung bawah dan rusuk anda, serta jagalah agar dada atas anda tetap berada dalam keadaan tenang. Lalu segeralah menghembuskan nafas dengan cara mengeluarkan bunyi “ssss” yang dihasilkan dengan menempatkan lidah anda pada bagian belakang gigi atas anda (tepat pada akar gigi atas) dan mendorong udara melalui celah yang sempit antara kedua bibir anda.


Kuras Udara Keluar Dari Paru-paru Anda!

Hasilkanlah bunyi “ssss” lebih kuat lagi, maka jika latihan ini dilakukan secara benar bunyi yang dihasilkan akan menyerupai kebocoran pada sebuah pipa gas. Buatlah bunyi “ssss” tersebut selama mungkin untuk memastikan bahwa anda telah menguras seluruh udara yang terdapat di dalam paru-paru anda. Pada saat anda melakukan “pengurasan” ini, otot-otot perut anda akan bekerja guna mendorong sisa udara yang ada di paru-paru ke pita suara anda. Kekakuan yang anda rasakan merupakan tekanan yang dihasilkan dari kerja otot-otot disekitar perut bagian bawah anda. Hal ini akan terasa disekitar pinggang anda. (Lihat Foto 2.2)

Sensasi inilah yang akan anda rasakan dan butuhkan saat anda mulai menyanyi. Perhatikanlah bahwa tunjangan nafas haruslah terasa disekitar pinggang. Tunjangan yang anda butuhkan dalam menyanyi tidaklah sekuat saat anda melakukan latihan Melepaskan Tekanan Udara, namun pada situasi tertentu, seperti saat menyanyi dengan lembut, atau saat menyanyikan nada yang sangat tinggi, sensasi “pengurasan” udara pada bagian bawah perut anda akan terasa lebih kuat.

Aturan utama tentang penunjangan nafas adalah: "Jika anda merasakan bahwa jika dinding samping, atau otot-otot perut anda, atau bagian punggung bawah anda mengempis dengan cepat saat menyanyi, berarti anda tengah mendorong keluar udara dengan menggunakan otot-otot penunjang bagian bawah, dan bukan "memeras"-nya keluar. Aksi memeras udara yang biasa digunakan pada latihan Pelepasan Tekanan Udara, merupakan latihan pernafasan normal, namun dengan cara yang sedikit diperkuat. Jika anda tidak mengetahui dengan pasti dimana tepatnya aksi penunjangan nafas ini terjadi, latihan di atas akan menunjukkannya pada anda.

Tunjangan yang dilakukan dari bagian perut bawah akan mencegah pita suara anda dari rasa sakit yang dihasilkan oleh tekanan udara yang berlebihan. Dalam bahasa Inggris hal seperti ini lazim disebut sebagai “overblowing” the cords (menghantam pita suara telalu keras). Jika anda merasa serak dan tenggorokan anda sakit, maka ubahlah pemikiran anda dari mendorong udara menjadi "memeras" udara dari perut bagian bawah ke pita suara anda.

                FOTO 2.2 - Memeriksa Lokasi yang Tepat Untuk Latihan Pelepasan Tekanan Udara
                                                                      

LATIHAN SETIAP HARI AKAN MENGHASILKAN PERUBAHAN

Ulangi latihan Pelepasan Tekanan Udara sekurangnya sepuluh kali dalam sehari. Anda dapat melakukan latihan tersebut sebanyak anda suka hingga anda benar-benar merasakan pergerakan otot-otot penunjang pada bagian punggung, rusuk dan perut bagian bawah anda.


MENGAPA KELOMPOK OTOT PENUNJANG NAFAS BEGITU PENTING?

Kekuatan yang dihasilkan oleh otot-otot penunjang nafas pada organ-organ menyanyi akan memberikan kekuatan pada suara anda. Salah satu karakteristik dari menyanyi yang baik adalah adanya kesadaran dari penyanyi yang bersangkutan mengenai tempat asal datangnya tunjangan tersebut serta sensasi yang dihasilkannya.

Untuk mengetahui bagaimana pentingnya diafragma, rusuk, dan otot-otot penunjang nafas, serta bagaimana anda mengkoordinasikan semua hal di atas dalam kaitannya untuk memperbaiki teknik menyanyi anda, maka lakukanlah latihan pernafasan diatas setiap hari, yang kemudiang diikuti dengan latihan Pelepasan Tekanan Udara. Walaupun pada dasarnya terdapat banyak sekali jenis latihan pernafasan, namun kedua jenis latihan di ataslah yang dinilai paling dapat memberi anda hasil yang terbaik bagi peningkatan teknik pernafasan, yaitu dengan memperkuat dan menyeimbangkan seluruh sistem pernafasan anda


LATIHAN PERNAFASAN B: MENGEMBANGKAN PENGENDALIAN DAN TUNJANGAN NAFAS
LATIHAN MENGENDALIKAN PELEPASAN NAFAS

Kita memiliki kecendrungan untuk memberikan udara dalam jumlah yang banyak pada pita suara kita, ketimbang membiarkannya mengambil sebanyak yang ia butuhkan. Latihan berikut akan memperlihatkan pada anda bahwa sebenarnya dalam menyanyi hanya dibutuhkan sedikit saja udara.

Jika anda memberikan udara terlalu banyak pada pita suara, maka pita suara anda akan menutup atau menegang secara berlebihan. Dan sebaliknya, jika anda menyanyi terlalu rileks, diafragma dan otot-otot penunjang nafas bagian bawah akan melakukan sesuatu untuk mengantisipasi kondisi yang anda ciptakan. Kedua cara tersebut sama-sama tidak baik. Latihan ini menciptakan kesadaran yang tepat terhadap hubungan yang erat antara kerja pengendalian nafas dengan tunjangan nafas.

Latihan pengendalian pelepasan nafas akan memperkuat kapasitas paru-paru anda, menjadikan tulang rusuk anda lebih elastis dan memperkuat sistem pernafasan.


MENARIK NAFAS

Berikut ini adalah cara melakukan latihan Pengendalian Pelepasan Nafas. Pertama hirup nafas perlahan dan dalam tanpa menimbulkan suara, hingga udara yang anda hirup masuk ke dasar paru-paru dan menimbulkan pengembangan pada perut bagian bawah, rusuk bawah dan beberapa bagian pada punggung anda. Pastikan bahwa seluruh daerah ini mengembang secara simultan.

Setelah anda dapat merasakan pengembangan tersebut, tariklah nafas lebih cepat untuk mengisi bagian tengah dan atas paru-paru anda. Usai anda mengisi paru-paru sesuai dengan kapasitasnya, biarkan udara tetap berada di dalam paru-paru anda untuk beberapa detik. Pastikan bahwa bahu dan dada anda tidak terangkat saat udara memenuhi bagian atas paru-paru anda.

Sensasi yang timbul akibat pengembangan oto-otot rusuk bawah dan meregangnya diafragma saat anda menyanyi merupakan perwujudan dari apa yang dinamakan sebagaipengendalian nafas. Kesadaran terhadap gerak naik dan turunnya rusuk dan diafragma merupakan dasar dari tunjangan nafas yang berimbang atau sering disebut sistem pengendalian nafas. Diafragma memiliki fungsi ganda: menyediakan tenaga untuk penarikan nafas dan mengontrol penunjangan nada.

Jika anda telah menguasai penarikan nafas yang dalam, maka semua bagian pada-paru anda telah penuh terisi sehingga sulit untuk menemukan tempat kosong pada bagian dada anda (jangan sekali-kali mengambil nafas yang sangat panjang saat menyanyi karena kita tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan hal tersebut. Cara bernafas seperti ini hanya dilakukan pada saat latihan, guna menemukan, mengenali dan dapat menempatkan sensasi yang timbul dari pernafasan yang baik).


MENGHEMBUSKAN NAFAS

Saat anda menghembuskan udara keluar, jangan lakukan hal tersebut dengan terburu-buru. Rahasia dari latihan mengendalian pelepasan nafas adalah: menahan udara dengan cara merapatkan kedua bibir anda.

Jika anda melakukan latihan ini, pastikan agar bibir dan tenggorokan anda tidak berada dalam keadaan tegang. Hal ini dapat mengakibatkan reaksi berantai yang menghasilkan ketegangan disekitar pita suara anda. Disaat anda menahan udara yang keluar dan merasakan pengembangan pada diafragma dan otot-otot rusuk, letakkan jari-jari anda di depan bibir. Udara yang keluar akan terasa pada saat rusuk anda mengembang keluar dan diafragma berada dalam keadaan "pipih". Lakukan cara ini sedikitnya selama 30 atau 40 detik. (lihat foto 2.3).

                                              FOTO 2.3 - Cara Memeriksa Keluarnya Udara
                                                                 

BERAPA LAMA WAKTU YANG DIPERLUKAN?

Pada tahap awal, cobalan untuk menghembuskan nafas secara perlahan selama sekitar 30 atau 45 detik. Janganlah berkecil hati jika anda hanya dapat menahan pengeluaran nafas anda selama 30 detik pada awalnya, karena kemampuan anda untuk menahan keluarnya tersebut akan meningkat seiring dengan seringnya anda berlatih. Pada saat kemampuan anda telah mengalami kemajuan yang pesat, patoklah waktu sekitar 1 menit (60 detik) sebagai target anda.


LAKUKAN PENGONTROLAN PENGELUARAN NAFAS PADA POSISI BERBARING, DUDUK DAN BERDIRI

Lakukan latihan diatas sebanyak 10 kali, Tiga kali dalam posisi berbaring, tiga kali dalam posisi duduk dan empat kali dalam posisi berdiri. Jika memungkinkan, mulailah berlatih dengan posisi berbaring karena posisi ini akan membuat anda menjadi rileks. Kemudian cobalah melakukan latihan serupa dengan kualitas ketenangan yang sama dalam posisi duduk dan berdiri (lihat foto 2.4  a, b & c).

                                         FOTO 2.4 (a), (b), (c) - Mengontrol Pelepasan Nafas
                                                          
                                                           

KAPAN LATIHAN PERNAFAS DILAKUKAN?

Untuk dapat mencapai hasil yang baik, lakukanlah latihan Pengontrolan Pengeluaran Nafas dan latihan Pelepasan Tekanan Udara setiap hari, namun menjelang suatu pementasan, lakukan latihan tersebut sehari sebelumnya. Latihan yang terlalu keras pada hari pementasan akan menguras energi vital diafragma yang anda butuhkan pada saat pementasan berlangsung.

Pada hari diselenggarakannya pementasan, anda cukup melakukan latihan pernafasan ringan yang diikuti dengan vokalisi yang berfungsi untuk menghangatkan suara dan pengembangkan tulang rusuk, punggung dan diafragma (tidak lebih dari 20 atau 30 detik untuk setiap latihan). Jika anda akan menyanyi untuk jangka waktu yang cukup lama, maka latihan diatas harus dilakukan lebih singkat lagi. Anda tidak lagi memerlukan latihan pernafasan yang terlalu berat jika anda telah melakukan hal tersebut setiap hari.

Latihan penunjangan nafas yang dilakukan hingga mencapai 1 menit dapat digunakan untuk mempertahankan tingkat rileksasi pada tubuh, sedangkan latihan pelepasan ketegangan yang dilakukan setiap hari akan memelihara dan memperkuat sistem pernafasan anda, walaupun anda tidak melakukan aktivitas menyanyi untuk beberap waktu.

Jagalah jangan sampai anda melakukan latihan penunjangan nafas terlalu lama hingga menimbulkan rasa sakit. Akhiri latihan anda jika rasa sakit mulai terasa dalam latihan anda. Latihan anda baru dapat dikatakan berhasil jika anda dapat menambah durasi latihan anda tanpa menimbulkan rasa sakit pada tubuh anda.


JADIKAN LATIHAN NAFAS SEBAGAI BAGIAN DARI RUTINITAS ANDA

Pada tahap awal pembentukan suara, latihan pengontrolan nafas serta latihan Pelepasan Tekanan Udara merupakan bagian terpenting dari proses pembentukan suara, karena keduanya merupakan dasar yang kuat bagi penguasaan teknik menyanyi. Pada tahap ini penyanyi diharapkan dapat melakukan penunjangan nafas dengan cara mengendalikan keluarnya aliran udara pada otot-otot penunjang bagian bawah dengan melibatkan diafragma dan rusuk bagian bawah hingga tercipta sebuah kekuatan dan kontrol pada suara yang dihasilkannya. Disaat penyanyi yang bersangkutan memahami mekanisme pernafasan dalam menyanyi, latihan pernafasan hanya akan menjadi bagian kecil dari kegiatannya sehari-hari, dan jika dipandang perlu latihan ini dapat diganti dengan latihan yang lebih sulit.

Jika kesibukan menyebabkan anda tidak dapat melakukan latihan-latihan pernafasan pada hari yang bersangkutan, lakukanlah latihan tersebut pada hari berikutnya. Jangan biarkan kesibukan menghambat latihan anda.

Berikut ini merupakan tips untuk melakukan rileksasi. Buatlah perkiraan tentang intensitas ketegangan yang terjadi pada tubuh anda secara berkala selama berlatih. Jika ketegangan pada tubuh anda meningkat, hentikan latihan anda dan mulailah melakukan rileksasi.


RILEKSASI

Tariklah nafas dalam-dalam untuk menghilangkan ketegangan. Tarikan nafas yang dalam akan meregangkan sistem pernafasan, membersihkan paru-paru anda dari udara yang kotor serta menghantarkan oksigen keseluruh sistem pernafasan anda. Lakukan latihan berikut:

  1. Berbaringlah terlentang.
  2. Hiruplah nafas perlahan hingga hitungan 10. Isilah bagian bawah paru-paru anda (hitungan 1, 2, 3), kemudian rasakan pengembangan pada bagian samping tubuh dan rusuk tengah anda (hitungan 4, 5, 6, 7), perhatikan jangan sampai anda melibatkan dada atas anda, kemudian rasakan pengembangan yang terjadi pada punggung bagian atas, dekat tulang belikat anda (hitungan 8, 9, 10).
  3. Tahan nafas anda hingga 10 hitungan.
  4. Terakhir, keluarkan nafas anda secara perlahan selama 10 hitungan.

Salah satu peraturan utama dalam menyanyi adalah: anda tidak akan dapat menyanyi jika tubuh anda berada dalam keadaan tegang. Karenanya, anda harus membentuk suatu kebiasaan dimana anda hanya akan menyanyi atau berlatih jika tubuh anda telah merasa rileks.